TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental setiap orang. Hal tersebut bisa dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang merasa takut dan panik dengan berbagai risiko virus corona yang mungkin menimpa mereka ataupun keluarga. Bahkan, kondisi tersebut pun dapat diperberat dengan banyaknya hoaks yang beredar.
Sayangnya, kecemasan berlebih juga tidak menguntungkan bagi kesehatan secara keseluruhan. Atas alasan tersebut, penting bagi setiap orang untuk dapat mengontrol kesehatan mental mereka. Dalam merealisasikan hal tersebut, Spesialis Perlindungan Anak UNICEF, Ali Aulia Ramly lantas membagikan beberapa tips mudahnya.
Pertama, pria lulusan strata satu psikologi di Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa setiap orang dapat mulai membuat berbagai rutinitas baru. “Coba sibukkan diri dengan berbagai aktivitas. Ini sangat baik sebagai bentuk distraksi sekaligus cara untuk mengembalikan perasaan ke arah normal,” katanya dalam Media Talk bersama KPPPA pada 10 Juli 2020.
Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan teman-teman juga disarankan oleh Ali. Sebab menurutnya, teman bisa menjadi tempat curhat sekaligus sosok penghibur kapanpun Anda membutuhkannya. “Eratkan kedekatan Anda dengan kerabat agar kita pun bisa menjadi support system yang bisa membantu di saat kita perlu seperti dalam kondisi depresi atau takut,” katanya.
Ali juga mengimbau agar masyarakat senantiasa menjaga kesehatan tubuh lewat berolahraga dan konsumsi makanan bergizi. Karena selain baik untuk kesehatan fisik lantaran olahraga dan konsumsi makanan bergizi dapat memperkuat sistem imun, kedua kegiatan ini juga sangat optimal untuk menyegarkan mental. “Beraktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan bergizi itu bisa melepas hormon bahagia yang secara tidak langsung memperbaiki mood,” katanya.
Terakhir dan tak kalah penting, membatasi pembacaan berita yang tidak benar juga sangat penting. “Di tengah pandemi, banyak sekali oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang sering menyebarkan informasi negatif dan tidak akurat. Hindari itu semua dan usahakan memilih sumber bacaan yang terpercaya agar terhindar dari perasaan cemas,” katanya.