Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jadi Petani di Lahan Sempit, Apa Saja Untungnya?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Atiqah Hasiholan menunjukan tanaman bayam hasil dari kebun hidroponiknya yang diposting di akun media sosialnya. Ibu satu anak ini juga menanam sejumlah sayuran lainnya di kebun hidroponiknya. Instagram/@atiqahhasiholan
Atiqah Hasiholan menunjukan tanaman bayam hasil dari kebun hidroponiknya yang diposting di akun media sosialnya. Ibu satu anak ini juga menanam sejumlah sayuran lainnya di kebun hidroponiknya. Instagram/@atiqahhasiholan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi petani di rumah menjadi salah satu aktivitas yang digemari masyarakat selama pandemi Covid-19 untuk mengisi waktu luang dan menghilangkan stres. Namun, siapa sangka jika aktivitas tersebut bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi Anda jika benar-benar ditekuni.

Seperti yang dilakukan oleh Yosephine Sembiring, Co-Founder sekaligus Chief Operation Officer PakTaniDigital yang sukses bertani di lahan seluas 3x3 meter di rumahnya. Dia menyebut bisa menanam 10 jenis tanaman sekaligus di lahan sesempit itu.

PakTaniDigital merupakan platform digital yang diperuntukkan bagi petani maupun pembeli hasil pertanian. Platform yang berbasis di Medan, Sumatra Utara itu menjembatani kebutuhan keduanya dan menyediakan berbagai informasi mengenai pertanian. "3x3 meter itu bisa ditanami 10 jenis tanaman yang bisa dimakan. Ada tomat, cabe rawit, pakcoy dan lainnya. Hasilnya setelah tiga bulan bisa dikonsumsi sendiri dan dijual ke tetangga sekitar," katanya dalam bincang-bincang santai bersama Bisnis pada Rabu 15 Juli 2020.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Pipin itu menjelaskan lahan sempit bisa dimanfaatkan untuk bertani dengan mengandalkan sistem hidroponik vertikal. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatannya tidak mahal, lantaran bisa menggunakan bahan-bahan sisa yang tak terpakai. "Media tanamnya sekam bakar dengan wadah pipa PVC, pupuknya pakai eco-enzim dari sampah atau sisa-sisa makanan yang diolah. Bibitnya saya beli online Rp 125 ribu dapat 25 jenis," ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya menurut Pipin kualitasnya lebih baik dibandingkan yang dijual di pasaran pada umumnya lantaran tak mengandung bahan kimia (pestisida) alias organik. Tentunya hal tersebut menjadi nilai tambah bagi sayuran atau buah yang dihasilkannya di lahan sempit itu. "Harganya juga bersaing karena langsung dari produsen atau petaninya ke end-user atau konsumen langsung tanpa perantara," tuturnya.

Oleh karena itu, Pipin menyebut bertani di rumah, termasuk yang lahannya sempit bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, aktivitas tersebut juga ikut andil dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan. "Mulai saja dulu bertani, kalau nggak memulai nggak akan tahu betapa nikmatnya bertani, mempelajari pertanian, hingga nanti berinvestasi di sektor pertanian," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

5 jam lalu

Ilustrasi anak main ponsel pintar. (Shutterstock.com)
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.


Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

6 jam lalu

Peserta aksi mogok makan menuntut pembebasan tiga petani pakel yang ditangkap secara paksa, aksi ini berlangsung di depan Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2023. Mulai pukul 10:30, massa mulai aktif membentangkan poster tuntutan sampai memajang surat pernyataan dari beberapa elemen yang terlibat. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

4 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

7 hari lalu

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist. Foto: Canva
10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.


Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

7 hari lalu

Ilustrasi memotret dengan ponsel diam-diam. Foto : Youtube
Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?


Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

17 hari lalu

Anis Hidayah, komisioner Komnas HAM turun ke Pakel Banyuwangi, terkait konflik lahan antara warga dengan PT Bumisari. Istimewa
Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.


Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

18 hari lalu

Pj Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Makmur Marbun bersama Forkopimda saat berdialog dengan sembilan tersangka yang telah ditangguhlan penahanannya. Foto: ANTARA/HO-dokumen Humas Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara
Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.


PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

19 hari lalu

Pandi Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital. (Padndi)
PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.


Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

22 hari lalu

Anggota Komisi VI DPR RI M. Husni. Foto : Eno/Andri
Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.


Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Seskab Pramono Anung saat Penyerahan secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2024 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2024.  Presiden Joko Widodo menyiapkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp3.325,1 triliun pada 2024. Dana tersebut akan ditujukan untuk beberapa hal yang menjadi fokus. Dana tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.467,5 triliun dan transfer ke daerah Rp857,6 triliun. Pemerintah juga akan menuntaskan proyek infrastruktur prioritas, percepatan transformasi ekonomi hijau dan dukung reformasi birokrasi serta aparatur sipil negara (ASN). TEMPO/Subekti.
Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah petani baru dalam perencanaan dan penghitungan.