Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Besar Penerima Beasiswa Erasmus+ ke Eropa saat Covid-19

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket saat melepas penerima beasiswa Erasmus Plus pada 18 Juli 2020/Uni Eropa
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket saat melepas penerima beasiswa Erasmus Plus pada 18 Juli 2020/Uni Eropa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 94 mahasiswa dan dosen Indonesia menerima beasiswa Erasmus Plus (Erasmus+) dari Uni Eropa pada tahun 2020 untuk studi hingga dua tahun pada jenjang S2 dan S3 di perguruan tinggi di Uni Eropa. Jumlah penerima beasiswa asal Indonesia itu tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan penentuan cara belajar dan keberangkatan para penerima beasiswa Erasmus+ tergantung dari masing-masing universitas yang didaftar para penerima beasiswa. "Tergantung masing-masing universitas dalam adaptasi program beasiswa," katanya pada pelepasan penerima beasiswa Erasmus+ 2020 secara virtual pada 18 Juli 2020.

Walau ada beberapa perbedaan mengaplikasikan program, ia memastikan bahwa Eropa tetap menerima mahasiswa asing yang akan belajar dan melakukan riset di berbagai kampusnya. Bagi yang hendak bepergian ke Eropa, Vincent mengatakan Uni Eropa cukup aman di masa pandemi Covid-19 ini. "Tentu saja dengan tetap mengikuti berbagai protokol kesehatan seperti menjaga jarak, cuci tangan, dan selalu menggunakan masker," katanya.

Salah satu penerima beasiswa Erasmus+, Shofwan mengatakan ada beberapa program yang akhirnya mengalami penundaan keberangkatan ke Eropa. "Ditunda tahun depan, atau semester depan," katanya.

Penerima beasiswa lain, Faikha, setuju dengan Shofwan. Menurutnya pelaksanaan keberangkatan program beasiswa ini, ada yang tertunda 1-2 semester. "Ada juga yang akhirnya menggunakan metode belajar hybrid, yaitu campuran online dan offline," katanya.

Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam, saat melepas penerima beasiswa Erasmus Plus pada 18 Juli 2020/Uni Eropa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap tahun Uni Eropa memberikan beasiswa Erasmus+ kepada mahasiswa dan dosen Indonesia untuk menempuh studi tingkat S-1, S-2 dan S-3 di Eropa. Di tengah situasi pandemi COVID-19, sebagian besar penerima beasiswa Erasmus+ akan tetap berangkat ke Eropa untuk melaksanakan studi mereka di sedikitnya dua perguruan tinggi yang terletak di dua negara Eropa yang berbeda.

Plt Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengatakan beasiswa Erasmus+ merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa maupun dosen Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dan pengalaman internasional dari berbagai perguruan tinggi di Eropa dan negara-negara mitra. Selain itu ia pun mengimbau agar para penerima beasiswa dari Indonesia menjalin jaringan dan kerja sama yang luas. "Bertemanlah dengan banyak orang, jangan hanya berkumpul dengan orang Indonesia. Di Eropa, Anda tidak hanya bisa belajar dengan warga Eropa, namun juga akan bertemu dengan beragam budaya," kata Nizam yang berharap para mahasiswa Indonesia itu bisa menjadi Duta Indonesia dengan menunjukkan budaya, seni serta makanan khas Indonesia kepada dunia.

Vincent Piket menambahkan bahwa melalui program Erasmus+, masyarakat bisa mendapat peluang untuk meningkatkan kemampuan akademis dan profesionalisme di universitas-universitas Eropa. Beasiswa Erasmus+ juga dapat memperluas wawasan dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para alumni Erasmus+ setelah mereka kembali ke Indonesia. "Semua penerima beasiswa ini adalah calon-calon pemimpin potensial di masa yang akan datang di bidang keahlian mereka masing-masing,” kata Vincent Piket.

Sejak tahun 2004 hingga 2020, Uni Eropa telah memberikan beasiswa Erasmus+ kepada lebih dari 1.900 mahasiswa dan dosen Indonesia. Program Erasmus+ menawarkan beragam instrumen untuk mendukung institusi pendidikan tinggi, seperti program Capacity Building in Higher Education (CBHE), Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD), Jean Monnet dan International Credit Mobility (ICM).

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

6 jam lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

9 jam lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.


Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

12 jam lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

13 jam lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

18 jam lalu

Pusat Pelayanan Terpadu Unpad, Bandung. (unpad.ac,id)
Unpad Buka Pendaftaran Beasiswa S2-S3

Universitas Padjadjaran (Unpad) membuka pendaftaran Beasiswa Fast Track Magister Doktor 2024 untuk calon mahasiswa yang ingin melanjutkan S2 dan S3.


150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

1 hari lalu

150 Pelajar di Kabupaten Sukabumi Mendapatkan Beasiswa

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi memberikan beasiswa kepada 150 pelajar terbaik dari berbagai daerah di wilayahnya.


Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

1 hari lalu

Seniman JR, yang mendesain sleeper train L'Observatoire milik Venice Simplon-Orient-Express. (dok. Belmond)
Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202


Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

1 hari lalu

Seniman JR, yang mendesain sleeper train L'Observatoire milik Venice Simplon-Orient-Express. (dok. Belmond)
Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

2 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.