Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Atasi Anak Rewel saat Belajar Daring

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Sswa-siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis  di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, 4 Agustus 2020. Fasilitas wifi tersebut disediakan dari warga yang peduli pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring. TEMPO/Amston Probel
Sswa-siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, 4 Agustus 2020. Fasilitas wifi tersebut disediakan dari warga yang peduli pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan kebijakan belajar dari rumah atau school from home (SFH) sudah berjalan selama kurang lebih lima bulan. Anak sebelumnya banyak menghabiskan waktu di sekolah, kini harus melakukan kegiatan belajar melalui daring, tidak terkecuali balita yang sudah masuk TK atau PAUD.

Dalam kondisi ini, tak sedikit anak yang ternyata uring-uringan dan rewel saat diajak untuk belajar secara daring. Semangatnya pun lebih berkurang dibandingkan ketika belajar secara tatap muka di sekolah.

Psikolog anak dan keluarga Efnie Indrianie menjelaskan bahwa pada tahap balita, anak sedang berada pada fase sensorik motorik. Artinya, mereka baru menganggap sesuatu ada ketika mereka bisa melihat dan menyentuh secara langsung. "Kalau (kelas) secara virtual, mereka melihat itu tidak nyata, sehingga membuat mereka menjadi tidak nyaman. Belum lagi, balita hanya bisa fokus sekitar 5 menit. Kalau dipaksa berlama-lama ikut kelas online, tidak akan kuat,” ujar Efnie dikutip dari keterangan pers Gue Sehat yang diterima Bisnis, Kamis 13 Agustus 2020.

Selain itu, anak juga menganggap rumah sebagai comfort zone alias zona nyamannya sehingga anak akan berperilaku semaunya dan terkadang sulit terkendali. Apalagi pada masa ini, stimulasi sentuhan fisik yang nyata juga dibutuhkan. “Jadi ketika tidak bisa merasakan suasana kelas, duduk di kursi, melihat gurunya, serta berinteraksi dengan teman-teman sebayanya secara langsung, anak jadi sulit beradaptasi,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Tety, salah satu pengajar di Sekolah RA Nurul Hidayah Pakulonan, Serpong, Tangerang Selatan. Menurutnya, pada anak usia dini metode pembelajaran akan lebih efektif melalui tatap muka. “Kalau tatap muka, mereka bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Tapi kalau di rumah kan sama orang tua. Orang tua pun terkadang tidak seperti ibu guru cara belajarnya,” ujar Tety.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk berkompromo dengan anak, Efnie menyarankan agar pada orang tua dapat menciptakan memori yang positif dalam benak anak. Jangan sampai ketika mengingatkan anak waktu kegiatan belajar tiba, ekspresi ibu terlihat mengerikan dan intonasi suara meninggi. “Yang ada, situasi menjadi tegang dan membuatnya stres serta uring-uringan,” katanya.

Selain itu, orang tua juga harus memaklumi jika anak hanya fokus sekian menit. Jangan langsung dibentak, dimarahi, atau membuatnya jera. Tetaplah dampingi dan berikan imbauan kepada anak dengan lembut, sehingga terbentuk kenyamanan serta memori belajar daring menjadi positif dan menyenangkan. “Orang tua juga boleh-boleh saja mengiming-imingi anak dengan hadiah jika mengikuti kegiatan belajar. Namun, jangan langsung diberikan, melainkan menggunakan sistem poin. Baru diberikan jika anak berbuat baik selama seharian penuh, tidak hanya ketika mau bersekolah saja,” katanya.

Di akhir pekan, poin bisa ditukar dengan hadiah, tetapi pilihan hadiah sudah ditentukan oleh Mums. Hindari memberikan hadiah yang bersifat mahal atau spektakuler. Cukup berikan mainan yang bersifat edukatif atau makanan favoritnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

8 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

9 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

11 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Pemerintah Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Mahasiwa Asing mulai April 2024

11 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Pemerintah Jepang Perluas Cakupan Beasiswa untuk Mahasiwa Asing mulai April 2024

Pemerintah Jepang berencana memperluas cakupan mahasiswa asing yang dapat menerima beasiswa mulai April 2024.


Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

12 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

14 hari lalu

Seorang pria menggendong bayi di pangkuannya, saat warga Palestina yang mengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel berlindung di tenda kamp, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 14 Februari 2024 .REUTERS/Saleh Salem
Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.


Pelapor Khusus PBB: Lebih Banyak Anak Tewas di Gaza daripada Konflik Global dalam 4 Tahun

15 hari lalu

Anak Palestina Palestina Yazan Al-Kafarna, yang menderita kelumpuhan otak dan kekurangan gizi, terbaring di tempat tidur di pusat kesehatan Al-Awda di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah di Jalur Gaza selatan 2 Maret 2024. REUTERS/Yasser Qudih
Pelapor Khusus PBB: Lebih Banyak Anak Tewas di Gaza daripada Konflik Global dalam 4 Tahun

Dalam lima bulan, Israel membunuh lebih banyak anak-anak di Gaza dibandingkan dengan total anak yang tewas karena konflik global 4 tahun terakhir


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

17 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri