TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi Covid-19 membuat pengguna internet meningkat. Sayangnya, ada pula dampak lain dari PSBB, yaitu meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan berbasis gender online, dan kekerasan daring atau online harassment.
Isu ini pun menjadi perhatian #TEGAR. #Tegar adalah organisasi nonprofit yang membantu perempuan untuk melepaskan diri dari jerat cinta beracun atau toxic relationship secara perlahan. Mulai dari membangun kesadaran diri, curhat, tegar, dan tinggal. Yayasan #TEGAR sebagai pendiri Gerakan #TEGAR, yaitu Perempuan dan Pria Tagar Tegar (P#T). Gerakan tersebut bertujuan untuk memberantas kekerasan dalam pacaran (KDP) lewat literasi ekualitas gender dan menjadi komunitas yang aman dan nyaman dengan menjalankan pemberian "Pertolongan Pertama Pada Problem Puan / Pria (P3P) #WaktuIndonesiaCurhat" untuk penyuluhan diri.
Masalah isu kekerasan seksual online ini diangkat oleh tim #TEGAR dan berhasil menjadi Top 16 dari Alibaba GET 2020 pada Juni 2020. Pada babak penyisihan menjadi TOP 3 Nasional untuk maju ke World Final pada Agustus 2020. Pada 8 Agustus 2020 pukul 20.08, diluncurkan bubbGUARD - Smart Tool for Online Harassment di Android Play Store. Aplikasi ini mengajak pengguna untuk memulai sebuah kebiasaan baru menjadi netizen, dan mengambil langkah cerdas dalam melawan kekerasan daring.
Hasil survei Perempuan Tagar Tegar ( P#T), 187 responden mengaku langsung menghapuskannya karena jijik 7 persen, takut 2 persen, kesal 11 persan dan merasakan semua emosi itu 80 persen. Padahal, dengan penyimpanan bukti dari semua insiden daring, para penyintas sudah mendapatkan wewenang dan akan lebih terlindungi secara hukum sebelum dihapus secara permanen.
Ketua dan pendiri dari Yayasan #TEGAR Elizabeth Raisa mengatakan bubbGUARD bisa menambah satu kekuatan baru bagi netizen untuk 'DontDeleteBubbIt. "Tahap 3 bubbGUARD dalam pengarsipan setiap insiden kekerasan daring dapat diumumkan via media sosial bubbGUARD agar menjaga anonimitas pelapor sebagai langkah awal dalam budaya berani perlawanan pelecehan," kata Raisa dalam keterangan pers pada awal Agustus 2020.
Tentu mudah sekali untuk pelaku kekerasan daring membuat akun palsu baru. Bukti kekerasan daring sangat mudah dihapus oleh para perilaku tanpa jejak. Namun kami meminta para penyintas kekerasan daring untuk mengunggah semua bukti. Alasannya agar tim bisa menganalisa gaya bahasa dan pola pelecehan dengan perkembangan sistem AI perlindungan bubbGUARD. "Semakin detil, semakin baik agar kami cara mereka berbicara. Upaya #Tagar untuk mendesain struktur holistic dalam menyikapi kekerasan daring dalam 2 tahun terakhir. Harapannya ada banyak dukungan dari berbagai sumber, karena hidup kita akan semakin bergantung dengan koneksi internet," kata Raisa.
Para ‘Ksatria BubbGUARD’, demikian panggilan supporter gerakan ini antara lain dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Inggris Raya dan Amerika Serikat akan menggaungkan suara mereka untuk mendukung pengambilan dan penyimpanan bukti-bukti kekerasan daring pada aplikasi bubbGUARD. Di Indonesia, bubbGUARD berhasil mengajak Sonya Fatmala, Pemeran dan Istri Wakil Bupati Bandung Barat, Jane Shalimar, Penggiat Sosial dan Sek. Dept. V DPP Partai Demokrat sampai psikolog dan seksolog Zoya Amirin,dan founder Indonesian Women League, Traveloka Product Manager dan salah satu mentor dari Startup Weekend Indonesia, Valencia Gabriella, untuk menyebarluaskan gerakan ini. Ketika ditanya mengapa ia mendukung gerakan dari bubbGUARD ini, Zoya mengatakan karena kita tidak bisa lagi menunggu banyak individu banyak individu terpapar pelecehan baru bertindak. "Dunia online lebih luas dan lebih rentan terhadap pelecehan seksual," kata Zoya.
Valencia mengatakan berkembangnya era digital membuat semakin banyak kesempatan orang untuk melakukan online harassment atau cyber bullying, sehingga makin banyak juga korbannya. "Masalah lainnya, cyber harassment bisa menyebabkan psikologi seseorang terganggu bagi korban," katanya.
Aplikasi bubbGUARD diharapkan bisa mencapai target kampanye seriu laporan kekerasan daring. Raisa yakin bila satu orang berani lapor, yang lain pun akan ikut memulai kebiasaan baru baik ini. "Kami harap bubbGUARD dapat membuat zona digital yang aman dan nyaman serta sarat keberanian ketegaran dan kebersamaan bagi setiap netizen. Kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi? Jadi, jangan klik tombol 'Deket'dulu ya," kata Raisa.
Bagaimana cara bubbGUARD bekerja untuk memberantas KD?
1. Netizen menyimpan semua bukti KD dalam bentuk komentar, percakapan teks, video, atau audio
2. Klik "File A Report" di bubbGUARD. Mengisi formulir sebisa mungkin.
3. Contreng "Let Bubby share" untuk menyetujui bubbGUARD dapat mempublikasikan laporan tersebut via LAPORAN BUBBY secara anonim agar masyarakat luas dapat mengidentifikasi, melapor dan membela diri dari akun pelaku di kemudian hari.