TEMPO.CO, Jakarta - Hand sanitizer atau cairan pembersih tangan wajib dibawa di masa pandemi COVID-19, terutama saat ke luar rumah. Tetapi, pakar kesehatan mengingatkan, jika terlalu sering menggunakannya bisa berdampak buruk.
Pertama, cairan ini mungkin bisa membuat Anda lebih rentan terkena diare. Mikrobioma, yakni ekosistem mikroorganisme termasuk bakteri, jamur, dan virus yang hidup di usus, mulut, hidung, dan kulit, dan berperan menjaga tetap sehat, mencegah infeksi, dan menangkal bakteri berbahaya bisa dihalau cairan pembersih tangan.
"Ketika membunuh koloni bakteri baik di tangan, itu juga menghancurkan mikrobioma usus, yang memakan bakteri di kulit," kata profesor bidang alergi dan imunologi di Universitas Rush, Mahboobeh Mahdavinia, seperti dikutip dari Livestrong.
"Mengubah mikrobioma dengan cara ini melemahkan sistem kekebalan," imbuhnya.
Seiring waktu, hal ini dapat membuat Anda rentan terhadap bakteri yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan masalah perut. Di sisi lain, cairan pembersih tangan gagal memusnahkan patogen penyebab diare Clostridium difficile (C. diff), norovirus, dan Cryptosporidian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC). Cairan ini juga tidak bisa berbuat banyak saat tangan sangat kotor atau berminyak, juga tidak dapat menghilangkan bahan kimia berbahaya seperti pestisida.
"Saya merekomendasikan penggunaan cairan pembersih tangan hanya di rumah sakit atau pengaturan klinis, atau upaya jaga kebersihan di antara mencuci tangan," ujar internis di Summit Medical Group di Berkeley Heights, New Jersey, Soma Mandal.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk menggunakan hand sanitizer sepanjang waktu adalah risiko tangan menjadi kering.
"Alkohol menghilangkan kelembapan kulit dan dengan penggunaan yang konsisten dapat menyebabkan kulit kering pecah-pecah dan bahkan eksim, terutama pada anak-anak, karena kulit mereka sangat sensitif," kata Mahdavinia.
Alkohol bisa menyebabkan iritasi dan membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi. Untuk mengatasinya, oleskan pelembap setelah menggunakan pembersih tangan untuk menjaga hidrasi di dalam kulit. Mahdavinia merekomendasikan produk hipoalergenik untuk menciptakan lapisan pelindung yang kokoh pada kulit, seperti Cetaphil, Eucerin, atau Vaseline.
Kemudian, khusus untuk bayi, ada risiko hand sanitizer bisa menganggu perkembangan sistem imun. Sebuah teori ilmiah populer yang disebut hipotesis kebersihan menyatakan paparan patogen dan bakteri sangat penting untuk membantu bayi membangun kekebalan yang kuat dan berfungsi dengan baik.
Dalam lingkungan yang terlalu bersih, bayi tidak akan mendapatkan paparan kuman yang diperlukan untuk mendidik sistem kekebalan sehingga merespons terhadap organisme menular. Tetapi, ini hanya hipotesis yang masih diperdebatkan, menurut Cleveland Clinic. Anda harus tetap menjaga kebiasaan menjaga kebersihan.
"Anda perlu membersihkan tangan sebelum memegang bayi, yakni mencuci tangan menggunakan air dan sabun daripada menggunakan pembersih tangan," kata Mahdavinia.
Mikrobioma bayi masih terbentuk, jadi menyentuhnya saat ada alkohol atau residu di tangan justru akan membunuh kuman baik di kulitnya.