Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Agar Anak Punya Mental Kuat

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Erwin Parengkuan/TalkInc
Erwin Parengkuan/TalkInc
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penulis buku Erwin Parengkuan mengingatkan bahwa anak-anak remaja saat ini adalah anak-anak yang cerdas. Anak berusia belasan hingga 20an awal biasanya sudah sangat paham dengan penggunaan digital. Artinya, akses informasi mereka sudah jauh lebih mudah. "Generasi Z ini sudah jauh lebih matang dibanding anak usia 20 tahun pada zaman dulu," kata Erwin dalam peluncuran bukunya Powerful Words to Powerful Actions Sabtu 22 Agustus 2020.

Namun ada juga tantangan akibat kemudahan akses digital yang mereka miliki. Menurut Erwin, bisa saja para generasi Z ini mudah mendengar dan menerima berbagai kata-kata orang. Dari tiga anak Erwin, dua di antaranya remaja. Anak pertama yang berusia 21 tahun dan anak kedua yang berusia 18 tahun. Ia pun punya cara jitu agar anak-anaknya bisa meraih tujuan kehidupan, tanpa terlalu bergantung pada omongan orang lain. "Kuncinya me time. ajak mengobrol tentang konsep diri apa yang ingin mereka bangun," katanya.

Ia bercerita, si sulung ingin menjadi seorang bintang film, anak keduanya ingin menjadi pengusaha. Cita-cita yang berbeda membuat Erwin pun berbicara dengan gaya yang berbeda kepada masing-masing anak. "Berbicara dengan keduanya perlu bahasa yang berbeda. Tugas saya monitoring dan stimulus," katanya.

Dengan mengajak berbicara dan monitoring serta stimulus itu, ia berharap agar generasi Z, khususnya anak-anak Erwin bisa memiliki mental yang kuat. Maklum walau mereka diberi kemudahan soal digital, generasi Z kemungkinan akan merasakan kehidupan yang lebih rumit dibanding saat ini. "Di masa datang pasti hoaks semakin banyak karena dunia digital semakin pesat, terorisme kemungkinan besar meluas, dan alam tidak bersahabat karena semakin panas. Maka saya minta agar mereka harus punya mental yang kuat," kata serta Founder dan Managing Director sekolah komunikasi dan pelatihan TALKINC ini.

Erwin Parengkuan merilis buku kesembilannya berjudul 'From Powerful Words to Powerful Actions'. Pada launching buku motivasi itu, ia menjelaskan bahwa baginya hidup memerlukan perubahan yang terus menerus berkelanjutan. “Tidak ada yang statis di hidup ini, semua terus berubah dan perubahan terus berputar secara cepat,” katanya.

Erwin pun mengambil contoh seperti halnya sejak 2 tahun yang lalu di Indonesia, ramai dibicarakan orang tentang kekacauan yang menuntut semua orang untuk adaptif di semua lini kehidupan maupun dunia usaha. Banyak alur bisnis yang berubah, yang konvensional tidak akan bertahan lama bila tidak menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman dunia digital saat ini. Sebuah contoh nyata kekacauan yang menuntut manusia untuk lebih cepat bertindak dan segera merubah haluan. Apalagi ditambah pandemi COVID-19 yang kemudian membuat kekacauan ini semakin ambyar. Lautan luas, bintang di langit, atmosfir di bumi, gunung, bahkan sampai tubuh kita pun berubah dari waktu ke waktu tanpa kita sadari atau tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Erwin Parengkuan/TalkInc

Dalam buku terbarunya ini, Erwin mengajak para pembacanya untuk dapat memilih dengan bijak kata-kata yang dapat menggugah rasa dan pikiran menjadi tindakan yang tepat dalam menjalani hidup. Tidak hanya seputar kata-kata yang wajib dipilih, melainkan dibahas pula bagaimana pikiran manusia terbentuk karena rangsangan fungsi otak. Erwin menjelaskan bahwa otak seperti layaknya komputer, dengan data yang semakin banyak, membuat fungsinya semakin lambat dan menjadi tidak efektif. Begitu pula dengan otak manusia dimana kata-kata orang yang ada harus disaring sebelum didengarkan. Untuk itu, diperlukan keterbukaan pikiran, menerima diri, termasuk mengetahui kekurangan apa yang kita alami saat ini dan yang terjadi di masa lampau untuk dapat berdamai dengan masa lalu dan mengubahnya agar dapat bertahan di tengah badai yang semakin kuat goncangannya.

Dalam buku ini, Erwin pun membagikan banyak tips agar para pembaca semakin berani dan tidak takut gagal. Erwin juga membagikan sedikit tentang cerita hidupnya bahwa dari kata-kata yang powerful termasuk banyak kata bijak dari para orang-orang sukses di dunia ini mampu melepaskan dirinya dari banyak hinaan, lecehan, bahkan dipandang sebelah mata sejak dari kecil menjadi pribadi yang lebih tangguh. Berdasarkan pengalamannya dan profesi yang ditekuni, menurut Erwin, hanya mereka-mereka yang mempunyai prinsip kuat dengan kata-kata yang powerful akan keluar sebagai pemenang, banyak orang-orang cerdas penuh logika di sekolah tidak serta merta keluar sebagai pemenang dalam hidup mereka. Kecerdasan ternyata tidak cukup membuat seseorang untuk sukses dalam membangun karier dan kehidupan yang ingin mereka raih. 'From Powerful Words to Powerful Actions' diharapkan mampu untuk membantu setiap orang supaya dapat lekas keluar dari belenggu dan sekat-sekat yang selama ini mengikat.

'From Powerful Words to Powerful Actions' sengaja diterbitkan setelah hari kemerdekaan Indonesia yang ke-75 tahun sebagai bentuk hadiah dari penulis. Erwin mengatakan sudah saatnya masyarakat kembali menghidupkan kobaran api motivasi dalam diri. "Mari kita bangkit menata hidup yang ingin dicapai agar lebih baik dan menjadi pribadi yang lebih sukses dengan kata-kata yang powerful. Marilah berlari dan jangan berhenti sampai kita bangga dengan pencapaian dari perjalanan panjang yang kita lalui. Karena hanya itu yang dapat kita tinggalkan untuk keluarga dan untuk para penerus negeri ini,” katanya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

1 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.


Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

1 hari lalu

Tiga terdakwa mantan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (kiri), Sekjen Kementan RI, Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan RI, Muhammad Hatta (kanan), mengikuti sidang lanjutan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 17 April 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi Adc. Mentan, Panji Hartanto, yang telah mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum KPK untuk ketiga terdakwa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi terkait penyalahgunakan kekuasaan dengan memaksa memberikan sesuatu untuk proses lelang jabatan dalam pengadaan barang dan jasa serta penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian RI. TEMPO/Imam Sukamto
Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.


Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

1 hari lalu

Ilustrasi ibu berbicara dengan anak. Foto: Freepik.com/Racool_studio
Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

1 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

2 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

6 hari lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Memahami Penyebab Post-Holiday Blues yang Biasa Menyerang usai Liburan

9 hari lalu

Ilustrasi arus balik. ANTARA
Memahami Penyebab Post-Holiday Blues yang Biasa Menyerang usai Liburan

Post-holiday blues adalah perubahan suasana hati sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali.


Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
Pakar Tak Anjurkan Hadiahi Diri dengan Makanan, Ini Alasannya

Anda mungkin merasa perlu menghadiahi diri dengan makanan enak setelah hari berat dan panjang. Namun pakar mengingatkan cara ini tak baik buat mental.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

11 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat