TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi menunjukkan mengurangi volume bicara bisa mengurangi penyebaran virus corona. Memperbanyak zona tenang di dalam ruangan berisiko tinggi, seperti rumah sakit dan restoran, pun bisa membantu mengurangi risiko penyebaran virus.
Dalam upaya mengendalikan transmisi, mengurangi 6 desibel saat berbicara rata-rata punya efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan.
"Hasil penelitian menunjukkan otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan untuk menerapkan zona tenang di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan," tulis enam peneliti dari Universitas California Davis di Amerika Serikat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah pedoman pada Juli 2020 untuk mengumumkan kemungkinan penularan lewat udara, seperti ketika latihan paduan suara atau berada di restoran. Tetesan mikroskopis yang keluar saat berbicara menguap dan meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus.
Peningkatan 35 desibel yang lebih nyaring, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel hingga 50 kali. Percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70.
"Tidak semua lingkungan dalam ruangan punya risiko penularan lewat udara yang sama," kata ketua peneliti William Ristenpart.
"Ruang kelas yang ramai tapi sepi, jauh lebih tidak berbahaya daripada tempat karaoke yang sepi dan pengunjung berjarak tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras," jelasnya.