TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan minyak esensial kini semakin digemari, selain karena aromanya yang menenangkan, minyak asiri ini juga dipercaya memiliki sejumlah khasiat.
Senyawa dalam minyak esensial disebut memiliki efek kesehatan mulai dari meredakan sakit kepala hingga membuat tidur lebih nyenyak.
Namun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa minyak esensial bisa menyebabkan asma. Dokter Reinita Arlin Baskoro menyebutkan bahwa belum ada bukti ilmiah atau penelitian khusus yang membuktikan bahwa minyak esensial bisa jadi penyebab asma. "Asma itu kan sebenarnya reaksi inflamasi kronis di saluran napas, itu ada peradangan karena alergen," kata Reinita dalam konferensi pers virtual pada Selasa 18 September 2020.
minyak esensial, kata Reinita, memang bukan ditujukan untuk pengobatan asma namun lebih kepada pencegahan. "Direkomendasikan minyak esensial yang bisa membuat saluran napas lebih lega, karena kalau saluran napas lebih lega kita jadi lebih happy dan tubuh merilis hormon endorfin sehingga metabolisme kita jadi bagus. Ketika metabolisme bagus maka imun tubuh akan baik, kata dia.
Dokter yang juga menjadi pembawa acara televisi itu merekomendasikan minyak esensial beraroma peppermint untuk melegakan pernapasan. "Yang mentol-mentol itu bisa bikin pernapasan lebih lega," kata dia.
Penggunaan minyak esensial sebaiknya digunakan menggunakan carrier oil dengan jumlah carrier oil yang lebih banyak dibanding minyak esensial. Untuk penggunaan pada bayi disarankan di atas tiga bulan. Walau begitu, Reinita mengatakan ada juga yang sebaiknya digunakan bayi di atas enam bulan. "Semua tergantung tingkat kepekaan masing-masing," kata Reinita.