Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Menjaga Kesehatan Mental Keluarga di Masa Pandemi

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)
Ilustrasi liburan keluarga (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terjadinya kekerasan pada anak oleh orang tuanya mengingatkan pentingnya kesehatan jiwa bagi keluarga di masa pandemi. Untuk itu, dukungan dari semua pihak, dimulai dari lingkaran terdekat dibutuhkan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kekerasan pada anak.

Beberapa waktu lalu, polisi mengungkap kasus meninggalnya seorang anak berusia 8 tahun akibat dianiaya oleh ibunya di Kota Tangerang. Ibunya melakukan hal itu karena anaknya sulit memahami pelajaran ketika belajar secara daring.

Faith and Development Manager Wahana Visi Indonesia (WVI) Anil Dawan mengatakan, kekerasan kepada anak dalam masa pandemi sebenarnya mengonfirmasi temuan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa lebih dari 90 persen keluarga mengalami stres. Kesehatan jiwa dalam masa pandemi seolah luput dari perhatian dan intervensi bantuan dan dukungan psikososial. Keluarga terutama orang tua dan anak-anak perlu mendapatkan dukungan dalam prinsip lingkaran ekologi seperti lembaga masyarakat, lembaga agama, dan semua pemangku kebijakan. “Penggunaan bahasa cinta adalah keterampilan yang perlu dipahami orangtua sehingga mampu membangun komunikasi yang baik ditengah keluarga. Mengembangkan resiliensi yang dibangun dari nilai-nilai luhur iman dan agama perlu terus dihidupkan karena bisa mencegah perilaku kekerasan,” ujar Anil.

Selain itu, saluran konseling atau curhat online perlu dimaksimalkan sehingga orang tua punya teman belajar dan sahabat berbagi sehingga tak merasa sendiri dalam mengasuh anak-anaknya. Pemimpin agama dan para psikolog-psikolog perlu dilibatkan dalam upaya-upaya intervensi ini.

Psikolog dari Universitas Soegijapranata Semarang yang juga partner WVI, Kuriake Kharismawan, mengatakan, banyak orangtua tidak bisa mengelola emosi karena dikuasai oleh rasa takut. “Rasanya ini yang jadi masalah para orang tua saat ini. Takut kata orang, takut pada keluarga besar kalau anak tidak pintar, takut akan masa depan anak, hingga takut tidak bisa memenuhi kebutuhan karena pandemi. Hal ini kemudian diekspresikan tanpa mengontrol diri,” kata Kuriake.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika orang tua tidak bisa mengelola rasa takut, yang akan muncul kemudian adalah penyesalan. Oleh karena itu, orang tua sedapat mungkin bisa mengukur kapan dirinya mulai merasa cemas dan takut, ingin marah. Orang tua harus mundur sejenak, menarik nafas dan menenangkan diri untuk mengendalikan emosi. “Terkadang, apa yang ditakutkan itu sesuatu yang tidak realistis. Misalnya, takut akan masa depan anak hancur jika nilainya jelek. Padahal, anak tinggal kelas pun belum tentu masa depannya hancur,” kata Kuriake.

Oleh karena itu, orang tua tidak perlu memaksakan diri atau anak, jika tidak dapat memenuhi sebuah kriteria tertentu, terutama di masa pandemi ini di saat segala aktivitas serba terbatas. Orang tua pun perlu memilah hal apa saja yang menjadi prioritas dan hal apa yang dapat dilepas atau diikhlaskan. Misalnya, dengan mencermati pelajaran anak, orang tua tidak perlu memaksakan anak harus mendapat nilai sempurna di semua pelajaran. Hal ini akan membuat beban orangtua sedikit berkurang.

Selain itu, dukungan komunitas juga penting, terutama bagi orangtua yang mungkin mengalami kesulitan ekonomi. Karena itu, komunitas terdekat harus ikut peka dan memerhatikan siapa saja yang mungkin tengah mengalami kesulitan, dan segera menolong. Hal ini penting agar orangtua yang kesulitan tidak lagi mengalami ketakutan.

WVI telah meluncurkan buku saku berisi panduan psikososial untuk guru dan orang tua yang dapat diunduh di laman https://www.wahanavisi.org/id/media-materi/publikasi.html. WVI juga mengadakan talkhow online dan webinar tentang pengasuhan dengan cinta untuk para orangtua agar dapat mendampingi anak dengan baik selama pandemi Covid-19.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

1 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

1 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu bus dalam acara Mudik Bareng PLN di Jakarta Selatan, 8 Juni 2018. Menyambut Idul Fitri 1439 Hijriah, PLN menyediakan 100 bus gratis bagi 5.300 orang untuk mudik ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Tempo/Fakhri Hermansyah
Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

1 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Jangan Anggap Remeh, Membereskan Barang Bermanfaat bagi Kesehatan Mental

2 hari lalu

Ilustrasi penataan rumah yang rapi. (Sumber: arsitag.com)
Jangan Anggap Remeh, Membereskan Barang Bermanfaat bagi Kesehatan Mental

Seorang dokter praktik keluarga, Faith Coleman, mengatakan ada banyak konsekuensi signifikan dari ruangan yang berantakan terhadap kesehatan mental.


Nonton Drama Korea Secara Maraton Bisa Mengundang Bahaya, Begini Maksudnya

3 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Nonton Drama Korea Secara Maraton Bisa Mengundang Bahaya, Begini Maksudnya

Menonton drama Korea atau drakor terus menerus dalam satu waktu bisa mengundang bahaya bagi kesehatan mental. Apakah itu?


Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

5 hari lalu

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

Hingga kini motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih jadi teka teki. Polisi belum membuka ke publik.


Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

5 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Gidion Arif Setyawan di Polres Metro Jakarta Utara, Senin 17 Juli 2023. ANTARA/HO-Humas Polri
Riwayat Hidup Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Diperiksa Secara Psikologi Forensik

Polisi belum mau mengungkap kasus satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara.


Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

6 hari lalu

Diskusi bertema Establishing Contemporary Women's Beauty & Health Balance pada 8 Maret 2024 di SOGO, Plaza Senayan,Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Pentingnya Perempuan Punya Support System yang Baik di Keluarga

Perempuan bisa berkarya dan berdaya. Walau begitu, beberapa di antaranya membutuhkan support system saat menghadapi beragam tantangan.


Mengenal Terapi Asisten Psikedelik untuk Mengatasi Gangguan Makan

7 hari lalu

Perempuan rentan mengalami gangguan makan, seperti bulimia dan anoreksia. (Pexels/Alex Green)
Mengenal Terapi Asisten Psikedelik untuk Mengatasi Gangguan Makan

Gejala gangguan makan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan secara menyeluruh, emosional, dan fungsi kehidupan sehari-hari.


Tanda Anda Alami Burnout dan Tips Meredakannya

8 hari lalu

Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock
Tanda Anda Alami Burnout dan Tips Meredakannya

Kondisi burnout atau lelah berlebih kerap dialami oleh orang-orang yang mencapai titik jenuh dengan rutinitas harian. Berikut cara meredakannya.