TEMPO.CO, Jakarta - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan baru dimulai pada Oktober 2020. Tapi, masyarakat harus tetap menjaga kesehatan di masa perubahan cuaca tak menentu saat ini atau cuaca ekstrem.
Salah satu caranya mencukupi kebutuhan air putih harian. Dokter dari RSUD Koja, Jakarta Utara, Siti Rosidah, mengingatkan baik itu di musim hujan maupun panas jagalah kondisi tubuh agar jangan sampai mengalami dehidrasi.
"Intinya jangan sampai dehidrasi karena kalau sudah dehidrasi bisa timbul demam dan tubuh bisa lemas. Apalagi di masa pandemi COVID-19 dengan cuaca tidak menentu," ujarnya.
Dehidrasi terjadi saat tubuh menggunakan atau kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk. Tubuh tidak memiliki cukup air dan cairan lain untuk menjalankan fungsi normal. Jika tidak mengganti cairan yang hilang, Anda akan mengalami dehidrasi.
Rasa haus tidak selalu menjadi indikator awal saat tubuh kekurangan cairan. Banyak orang, terutama lansia, tidak merasa haus sampai mengalami dehidrasi. Itulah alasan penting untuk minum air putih saat cuaca panas atau sedang sakit.
Tanda dan gejala dehidrasi juga mungkin berbeda menurut usia. Pada bayi atau anak kecil gejalanya seperti mulut dan lidah kering, tidak ada air mata saat menangis, mata dan pipi cekung, lesu. Sementara pada orang dewasa, tanda dehidrasi antara lain haus yang ekstrem, jarang buang air kecil, urin berwarna gelap, lelah, pusing, dan bingung.
Gejala lain dehidrasi yakni tubuh menggigil, menurut dokter spesialis kedokteran olahraga di Bluetail Medical Group, Naples, Florida, Amerika Serikat, Luga Podesta.
"Kondisi ini terjadi karena tubuh mulai membatasi aliran darah dalam kulit," tutur Podesta, seperti dilansir Health.
Air menahan panas. Jadi, jika terhidrasi, Anda tak akan mudah kedinginan, bahkan saat tidak berada di lingkungan yang dingin. Jadi, agar tubuh tak mengalami dehidrasi, Rosidah menyarankan asupan air putih delapan gelas per hari. Namun, jumlah asupannya bisa lebih dari itu jika melakukan aktivitas fisik yang lebih banyak.
Selain asupan air putih, menjaga kesehatan tubuh juga menyangkut terpenuhinya kebutuhan tidur per malam. Rosidah menganjurkan tidur sekitar 6-8 jam.
"Tidak baik lembur atau tidak tidur malam karena proses detoksifikasi tubuh terjadi pada malam hari oleh organ hati. Jadi, jika seseorang sering begadang bisa bermasalah dengan proses di heparnya (hati)," katanya.
Selain itu, lakukan aktivitas fisik, seperti olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang, lalu lakukanlah pekerjaan yang bisa menambah semangat, mengelola stres, suasana hati harus baik, bahagia, dan mencukupi asupan makanan sehat.
"Batasi jam kerja, jangan over, dan lakukan protokol kesehatan melalui 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, serta tinggal di rumah," pesan Rosidah.