TEMPO.CO, Jakarta - Kacang kedelai dikenal sebagai salah satu jenis makanan nabati yang kaya gizi. Ia mengandung banyak vitamin C dan asam folat. Kacang kedelai juga merupakan sumber serat, zat besi, fosfor, magnesium, isoflavone, kalsium, potasium, dan thiamin.
Dengan seluruh nilai gizi yang dimiliki kacang kedelai, orang yang mengkonsumsinya tentu bisa sehat secara fisik. Berbagai zat di kacang kedelai bisa menekan pertumbuhan sel kanker, mencegah osteoporosis, mengurangi risiko diabetes hingga menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Namun perlu diingat, seluruh nilai nutrisi dan manfaatnya itu hanya bisa diterima jika seseorang mengkonsumsinya dengan benar. Lalu, apa yang harus dilakukan? Ketua Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Rimbawan pun membagikan tipsnya.
Pertama dari segi pemilihan kacang kedelai. Pakar gizi itu meminta agar masyarakat memilih jenis yang bagus. “Ciri-ciri kacang kedelai yang kualitasnya baik itu warnanya kuning merata agak kecokelatan, berbentuk bulat, dan isinya padat,” katanya dalam webinar Mengenai Kebaikan Kedelai Bagi Kesehatan pada 21 September 2020.
Jika sudah memilih kacang kedelai dengan kualitas yang baik, Rimbawan mengimbau agar setiap orang memasaknya dengan benar. Cara memasak yang dimaksudkan itu adalah direbus atau kukus. Sebaliknya, hindari menggoreng karena akan menurunkan nilai nutrisi dari kacang kedelai.
“Pemanasan suhu tinggi bisa mengurangi kadar protein dan isoflavone pada kacang kedelai. Berdasarkan penelitian, proses penggorengan dengan minyak bisa menurunkan nilai gizi 40-60 persen. Sedangkan bila dikukus hanya menyusut 13 persen. Jadi sebaiknya direbus atau dikukus saja,” katanya.
Apabila seseorang malas membeli kedelai dalam bentuk asli dan memasaknya, maka alternatif lain yang disarankan Rimbawan ialah langsung memilih produk berbasis kedelai. Namun, tetap perlu diperhatikan komposisinya.
“Kalau mau langsung instan, boleh beli produk secara komersial. Sekarang banyak yang dijual dalam bentuk cemilan ringan, susu atau produk olahan lainnya. Boleh memilih ini asalkan kita memahami komposisinya. Misalnya cari yang sumber proteinnya lebih tinggi supaya dapat manfaatnya lebih tinggi,” katanya.