TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sedang memfokuskan target dan realisasi metode kontrasepsi jangka panjang di Indonesia. Hal ini bisa menjadi salah satu upaya memaksimalkan layanan yang sempat terhenti pada awal pandemi COVID-19.
"Di awal Maret sampai dengan Mei terjadi penurunan layanan, tapi Juni sudah mulai ada perbaikan. Kami ingin mengejar atau memaksimalkannya sekarang," kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani saat diskusi virtual dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia 2020 oleh PT Bayer Indonesia bekerja sama dengan BKKBN pada 25 September 2020.
Dani, sapaan Listyawardani, mengatakan pada saat Hari Keluarga Nasional dan momentum Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN juga melakukan pelayanan serentak di Tanah Air kepada masyarakat untuk mengejar target tersebut.
Layanan serentak tersebut memiliki sejumlah target di antaranya metode kontrasepsi jangka panjang sebanyak 250 ribu intra uterine device (IUD) dan 150 implan. "Ini agar apa yang sudah ditargetkan di awal tahun dapat tercapai di akhir tahun," ujar dia.
Selain menargetkan metode kontrasepsi jangka panjang, BKKBN juga mengupayakan menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia terkait program Keluarga Berencana (KB).
Tujuannya supaya masyarakat di seluruh wilayah Tanah Air termasuk daerah terpencil maupun di perbatasan bisa merasakan layanan, edukasi dan sebagainya terkait program KB.
Dani mengatakan sampai saat ini sebagian besar pengguna alat kontrasepsi masih didominasi alat kontrasepsi jangka pendek, yaitu suntik dan pil. Sebagai perbandingan dari 100 orang yang ikut program KB maka 70 di antaranya menggunakan pil maupun suntik. "Pengguna alat kontrasepsi suntik sekitar 45-50 persen menggunakan suntik dan 25-30 persen masyarakat menggunakan pil kb," kata Dani.
Ia menilai suntik dan pil hingga kini masih menjadi favorit oleh masyarakat karena berbagai faktor. "Mungkin karena beberapa kekhawatiran atau juga karena maksud penggunaannya mereka ingin terjadi pemulihan kesuburan lebih cepat dengan metode non jangka panjang," katanya.
Sebelumnya, Bayer Indonesia meluncurkan program edukasi dan akses kontrasepsi bagi 25 ribu perempuan petani dan istri petani di Banten dan Jawa Barat untuk tahun 2020 - 2021. Tujuannya membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk dan pemberdayaan perempuan agar kualitas hidup baik ekonomi dan kesehatannya dapat meningkat.