TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan namun juga bisnis. Para wirausahawan kini dihadapkan dengan turunnya omset lantaran kebijakan pembatasan ruang gerak masyarakat demi mencegah penularan virus corona.
Sayangnya, banyak pengusaha yang tak kuat sehingga bangkut. Apakah Anda salah satu dengan risiko demikian? Pendiri sekaligus CEO Netflix, Reed Hastings, pun membagikan pengalaman sekaligus tips agar bisnis tetap kuat dan bertahan di tengah pandemi Covid-19. Ia mengatakan sejak 20 tahun lalu Netflix mampu berubah dengan terus beradaptasi dan berinovasi.
“Yang tadinya mengirim kepingan DVD film lewat pos, kemudian menjadi layanan streaming. Dari sebelumnya membeli hak siar program televisi dan film, kini memproduksi sendiri,” katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo.co pada 29 September 2020.
Namun, itu semua pun juga tak lepas dari besarnya rasa percaya yang Netflix berikan kepada seluruh karyawan.
“Kami menyebutnya kebebasan dalam tanggung jawab. Dengan kata lain, kami mendorong karyawan untuk berpikir mandiri daripada hanya melakukan yang dianggap benar oleh atasan,” katanya.
Selain itu, Neflix juga mendorong staf agar berani mengambil risiko karena mereka adalah bagian penting dalam perusahaan.
“Untuk mewujudkannya, kami menghapus aturan terkait pengeluaran dan perjalanan, jam kerja wajib serta cuti. Karyawan juga dapat mengakses semua informasi yang biasanya tertutup di perusahaan lain, seperti kontrak atau kinerja bisnis harian,” jelasnya.
Tak heran, seperti saat pandemi Covid-19 seperti ini, para karyawan sudah terbiasa dan mampu bekerja lewat arahan sendiri.
“Bukan berarti kami tidak sanggup memberi arahan tapi staf kami bebas menjalankan keputusan berdasarkan pertimbangan mereka sendiri,” katanya.
Lalu, apa yang ingin ditekankan oleh Hastings? Intinya, yang harus dijadikan prioritas di era ekonomi kreatif ini adalah inovasi, kecepatan, dan kelincahan sebab risiko terbesar bukanlah membuat kesalahan melainkan kegagalan menciptakan produk baru atau mengubah arah saat lingkungan berubah.
Untuk itu, bukan karyawan lagi yang harus diminta bekerja seperti sistem namun bagaimana para pekerja diperkuat untuk memacu inovasi.
“Sejarah menunjukkan perubahan, meski tak nyaman, akan tetap terjadi, tapi justru bermuara pada peluang baru bagi terciptanya sebuah kemajuan,” ujarnya.