TEMPO.CO, Jakarta - Physical distancing atau #jagajarak menjadi satu dari tiga unsur utama protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dua unsur lainnya adalah #pakaimasker dan #cucitanganpakaisabun.
Hanya saja, dalam kondisi tertentu sebagian orang masih lupa pentingnya #jagajarakhindarikerumunan. Misalkan saat sedang membeli sayur di pasar tradisional, ketika turun dari kereta, atau momentum lain yang membuat orang spontan berkumpul di suatu titik sehingga memicu kerumunan.
Sebab itu, penting untuk mengetahui kenapa menjaga jarak itu penting, mengingat manfaatnya, kemudian mempraktikkannya.
Virus Sars Cov2 yang memicu Covid-19 menyebar melalui droplet atau percikan air liur. Ketika orang yang terinfeksi virus ini tak sengaja batuk atau bersin tanpa menutup mulut atau tidak memakai masker,maka bisa jadi percik liurnya akan jatuh pada permukaan yang ada di sekitarnya.
Lalu ada orang lain yang menyentuh permukaan yang terpapar Covid-19 tadi. Tangan orang tersebut kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata dengan tangan yang kotor. Maka dia berisiko tinggi tertular. Ini yang membuat potensi penularan Covid-19 bertambah dalam waktu singkat.
Bayangkan ketika kita bertemu dengan beberapa teman di kafe misalkan. Kita tidak tahu dari mana saja teman-teman kita itu berangkat, apakah dari rumah atau sempat singgah dulu di suatu tempat. Apakah naik transportasi umum atau kendaraan pribadi, berapa banyak orang yang sudah bersinggungan atau bersentuhan dengannya, dan benda apa saja yang telah tersentuh oleh teman-teman kita tadi.
Belum lagi jika ada teman kita yang turut berkumpul sedang sakit atau mengalami gejala flu atau batuk. Semua itu menjadi tanda tanya karena kita tidak tahu apakah ada atau tiada Covid-19 di antara mereka. Yang jelas, kita sendiri yang harus waspada dan melindungi diri dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak satu sama lain. Jarak fisik yang disarankan minimal 1 sampai 2 meter.
Seorang insinyur di Universitas Harvard, Williams Wells telah menghitung percikan air berukuran besar dapat terbang sejauh hampir 1 meter, namun tak sampai dua meter sebelum akhirnya menyentuh tanah. Namun percik ini juga bisa terbang sejauh 8 meter jika tertiup angin atau keluar saat melakukan aktivitas yang disengaja, seperti bernyanyi, berteriak, atau meniup.
*Konten ini adalah kerja sama Tempo.co dengan Satgas Covid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan dengan #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan.