TEMPO.CO, Jakarta - Facebook Indonesia mencatat platform Instagram tidak hanya digunakan untuk membagikan konten foto dan video, namun, juga untuk pemasaran bisnis. Menurut, pimpinan Facebook Indonesia, Pieter Lydian, Indonesia masuk ke jajaran lima besar dunia dengan profil bisnis terbanyak. Data internal Instagram untuk 2019 menunjukkan sebanyak 90 persen pengguna Instagram mengikuti setidaknya satu akun bisnis.
Untuk mendukung penggunanya belanja dan berbisnis, Instagram resmi meluncurkan fitur Shopping, yang telah tersedia secara global. Fitur ini untuk mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) beradaptasi ke platform digital untuk menyiasati bisnis saat pandemi. "Kami hari ini meluncurkan fitur Shopping untuk semua akun bisnis dan kreator, akan kami gulirkan secara bertahap," kata Pieter Lydian, saat jumpa pers virtual, Selasa 6 Oktober 2020.
Akun bisnis Instagram harus membuat toko melalui Commerce Manager untuk bisa memakai fitur ini. Demi menjaga keamanan, Instagram mengharuskan akun tersebut memiliki website resmi, yang akan ditautkan lewat fitur Shopping. Pengguna yang mengklik tautan yang ada di unggahan akun UMKM akan dibawa ke situs resmi dan transaksi jual-beli akan terjadi di situs resmi miliki UMKM tersebut, bukan di dalam pplatform Facebook.
Juli lalu, Instagram menguji coba tab Shop di halaman navigasi utama, dalam waktu dekat, tab tersebut akan diluncurkan untuk pengguna. Fitur Instagram Shopping ini juga diintegrasikan dengan fitur Facebook Shop, yang telah lebih dulu meluncur di Indonesia, agar UMKM bisa menggunakan fitur berjualan secara lintas platform.
Facebook Indonesia menyatakan untuk mendorong transformasi digital di Indonesia, mereka berkolaborasi dengan kementerian terkait, salah satunya Kementerian Perdagangan, mengadakan pelatihan untuk pelaku UMKM hingga kampanye Tumbuh di Facebook untuk mendukung program Bangga Buatan Indonesia.
Agar para pengguna bisa aman melakukan transaksi melalui fitur Instagram Shopping, Pieter mengatakan Instagram akan memperketat regulasi dan mewajibkan pebisnis menghubungkan fitur belanja di Instagram dengan situs resmi mereka sendiri. Tautan ke situs resmi nantinya akan ditinjau lebih dulu oleh tim internal Facebook sebelum diberikan persetujuan.
Ada pula fitur untuk melaporkan akun bisnis itu apabila mereka menemukan akun yang melakukan penipuan atau perbuatan-perbuatan tidak terpuji di Instagram atau Facebook. Instagram juga akan gencar mengampanyekan literasi media sosial. Pieter mencontohkan, penguna bisa mengecek informasi akun bisnis atau kreator lewat fitur "About this account". Di dalamnya akan tertera beberapa informasi terkait kapan akun itu bergabung dan informasi nama pengguna yang sudah pernah digunakan akun tersebut. "Kenapa ini penting, karena bisanya akun palsu sering mengganti nama akun mereka," kata Pieter.
Pieter juga menambahkan proses pembayaran tidak akan dilakukan di Instagram, melainkan akan dilakukan di situs resmi pebisnis. Hal ini agak berbeda dengan Instagram Shopping versi global, di mana pembayaran bisa menggunakan Facebook Payment. Sebab, di Indonesia sendiri belum tersedia Facebook Payment.
Lizzie Parra, Founder & CMO BLP Beauty yang turut hadir dalam acara itu mengatakan bahwa kehadiran Instagram Shopping di Indonesia sangat mempermudah pelanggannya untuk berbelanja. "Dengan adanya Instagram Shopping ini lebih mempermudah pelanggan untuk berbelanja kemudian meningkatkan trafik dari website kami juga, jadi memang win-win solution buat pelanggan dan bisnisnya," kata Lizzie pada kesempatan yang sama.
Founder & CEO Men's Republic Yasa Singgih juga menyebut bahwa Instagram Shopping mempermudah calon pembeli karena informasi produk dan pembelian cukup jelas di katalog dan situs.
Facebook Indonesia menyatakan untuk mendorong transformasi digital di Indonesia, mereka berkolaborasi dengan kementerian terkait, salah satunya Kementerian Perdagangan, mengadakan pelatihan untuk pelaku UMKM hingga kampanye Tumbuh di Facebook untuk mendukung program Bangga Buatan Indonesia.
ANTARA