TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-19, para murid di sekolah diminta untuk tetap menempuh pendidikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Secara garis besar, mereka menerima materi secara online, di mana para guru akan menjelaskan lewat panggilan video.
Sayangnya, PJJ banyak memberikan efek negatif bagi siswa. Pasalnya, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Satgas Covid-19, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, sebanyak 25,76 persen anak dan remaja di Tanah Air yang mengalami kesulitan belajar selama pandemi.
Hal tersebut pun juga diikuti oleh masalah-masalah lain, termasuk stres umum, kecemasan, dan depresi. Tak heran, bisa disimpulkan satu dari empat anak di Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental.
Sebagai orang tua, Anda tentu tak ingin anak masuk dalam golongan tersebut, bukan? Untuk itu, psikolog sekaligus pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Sherly Saragih Turnip, pun membagikan beberapa tips agar orang tua bisa terus menjaga kesehatan mental anak.
Pertama, ia mengatakan orang tua wajib menciptakan sistem psikososial dari segi nilai dan budaya pendidikan di mana proses serta usaha belajar anak adalah hal yang utama. Sebaliknya, hindari memberi penekanan pada hasil akhir berupa nilai akademik.
“Banyak orang tua yang membebankan anak dengan berharap mereka bisa mendapat nilai yang baik atau ranking yang tinggi. Sebaiknya, ini tidak menjadi fokus utama namun bagaimana Anda mengapresiasi cara anak untuk tetap bisa menangkap materi dengan baik. Dengan demikian, tanpa dipaksa pun anak bisa mendapat hasil yang memuaskan,” katanya dalam webinar bersama Ikatan Alumni UI pada 7 Oktober 2020.
Sherly juga mengimbau adanya komunikasi yang terjalin erat antara orang tua dan anak. Pasalnya, orang tua sering menyibukkan diri dengan kegiatannya sendiri tanpa mengetahui apakah anak dalam kondisi baik-baik saja atau sebaliknya.
“Coba mulai mengevaluasi bagaimana komunikasi dengan anak. Seharusnya selalu terjalin intens. Dengan menanyakan ‘Bagaimana sekolah hari ini?’ itu bisa membantu menganalisa apakah anak dalam kondisi mental yang baik-baik saja. Jika mereka tidak seperti biasanya, cobalah mencari solusi terbaik,” ujarnya.
Terakhir dan tak kalah penting, Sherly juga menggarisbawahi pentingnya pendampingan mental anak. Ini dilakukan lewat tetap menjaga kesehatan melalui konsumsi makanan bergizi, olahraga, dan selalu istirahat dengan cukup.
“Dengan fisik yang sehat, ini pun bisa mempengaruhi mental anak juga. Jadi orang tua harus benar-benar memperhatikan anak agar kebutuhannya terpenuhi sehingga mereka nantinya dapat menyerap pelajaran dengan baik dan mampu bangkit ketika menghadapi masalah sehingga akhirnya tumbuh sebagai pribadi yang tangguh dan kuat,” jelasnya.