TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit saluran pernapasan seperti COVID-19 yang disebabkan virus corona menyebar ketika percikan dahak yang mengandung virus masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, atau tenggorokan. Akan tetapi, penyebaran virus corona dari satu orang ke orang lain paling sering terjadi melalui tangan.
Pendapat itu disampaikan oleh anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19, Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd. Ia mengatakan penyebaran COVID-19 paling sering terjadi melalui tangan.
"Di saat kepatuhan masyarakat sudah meningkat terhadap penggunaan masker yang terstandar malah sering terabaikan untuk cuci tangan. Hal ini penting karena kita tidak bisa menjamin apakah tangan tidak pernah menyentuh wajah atau masker," katanya.
Syamsul mengungkapkan penelitian tahun 2016 di New South Wales, Australia, menyebutkan orang-orang menyentuh wajah sekitar 23 kali dalam satu jam. Hampir setengah dari sentuhan wajah melibatkan mulut, hidung, atau mata yang notabene menjadi jalur termudah bagi virus dan bakteri memasuki tubuh.
Untuk itulah, mencegah penyebaran virus dengan rutin #cucitanganpakaisabun dan air mengalir sangat diperlukan, tak hanya #pakaimasker dan #jagajarak. Mencuci tangan mungkin terlihat cukup mudah tetapi kenyataannya hanya 5 persen orang benar-benar memahami mencuci tangan yang baik dan benar.
"Pemahaman cuci tangan sangat perlu dikampanyekan, terlebih dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia pada 15 Oktober," tutur Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Syamsul menambahkan, #cucitangan dengan sabun dalam kondisi air mengalir dapat menurunkan risiko terkena penyakit bakterial sebesar 50 persen. Namun, syaratnya lama waktu yang diperlukan agar bersih dari sebagian besar virus maka mencuci tangan setidaknya selama 20-30 detik.
Kondisi tangan setelah dicuci juga patut jadi perhatian. Tangan yang basah menyebarkan virus 1.000 kali lebih banyak daripada yang kering. Karena itulah, sangat penting untuk mengeringkan tangan dengan tisu sekali pakai setelah dicuci.
"Dengan cuci tangan yang benar, maka minimal dapat menurunkan risiko penularan COVID-19 sekitar 35 persen dan semakin sempurna jika diikuti penggunaan masker dan jaga jarak minimal 1,5 meter," ujar pria yang menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya itu.
*Ini adalah konten kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan dengan #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan.