TEMPO.CO, Jakarta - Hari Cuci Tangan Sedunia diperingati pada 15 Oktober. Di tengah pandemi COVID-19, Public-Private Partnership for Handwashing with Soap (PPP-HW) menyerukan semua elemen masyarakat untuk memastikan agar setiap orang mampu menerapkan praktik kebersihan tangan yang layak.
Mencuci tangan dengan sabun dan air adalah salah satu cara paling efektif untuk menghentikan penularan COVID-19 dan infeksi pernapasan lain serta diare, penyakit yang menyebabkan 25 persen kematian anak setiap tahun di Indonesia. Namun, tujuh bulan sejak pandemi terjadi, jumlah anggota masyarakat yang tidak dapat mengakses sarana cuci tangan masih signifikan, khususnya di kalangan kelompok yang paling rentan.
“Pandemi COVID-19 mengingatkan kita semua bahwa cara paling efektif untuk membantu mencegah penularan penyakit adalah cara yang paling sederhana,” kata Perwakilan UNICEF Debora Comini dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 15 Oktober 2020. “Untuk mengalahkan COVID-19, dan menurunkan risiko terjadi wabah lain di kemudian hari, akses kepada sarana cuci tangan dengan sabun harus dimiliki setiap warga Indonesia.”
Menurut data resmi, 60 juta warga Indonesia, atau 1 dari 4 orang, tidak memiliki akses kepada sarana cuci tangan umum. Sarana ini pun sangat kurang jumlahnya di tempat-tempat penting, seperti sekolah, kantor, fasilitas kesehatan, dan ruang publik.
Hal yang tak kalah penting adalah menyosialisasikan dan mempertahankan kebiasaan mencuci tangan. Menurut data pemantauan awal dari pemerintah, hanya 37 persen penduduk Jakarta dan Jawa Timur yang mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan cairan pembersih tangan saat berada di tempat umum.
Praktik kebersihan tangan yang kurang memadai berdampak negatif terhadap upaya pencegahan dan pemulihan dari COVID-19. Layanan esensial di fasilitas kesehatan terhenti dan kegiatan belajar mengajar di sekolah tertunda, sehingga menghambat akses anak kepada pendidikan.
Dalam rangka memperingati kegiatan mencuci tangan itu, PPP-HW, yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan UNICEF, menyerukan agar semua pihak—antara lain pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, mitra pembangunan, akademisi, dan media—meningkatkan upaya bersama agar kebersihan tangan dapat diakses oleh semua orang.
Terdapat beberapa hal mendesak yang perlu diwujudkan untuk meningkatkan akses kepada sarana cuci tangan dan mengubah perilaku kebersihan, antara lain:
1. Memastikan kebersihan tangan bisa diakses semua orang
2. Bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk mengampanyekan perilaku bersih dan mempertahankan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun
3. Memastikan sosialisasi yang berkesinambungan dan sarana cuci tangan yang tahan lama.
4. Menyampaikan pengetahuan yang benar seputar mencuci tangan.
Sebagai bagian dari respons COVID-19, UNICEF bekerja sama dengan pemerintah untuk menyosialisasikan praktik cuci tangan yang aman dan membagikan air, sarana sanitasi, dan perlengkapan kebersihan, seperti tempat mencuci tangan, alat disinfektan, dan sabun batang untuk kelompok masyarakat rentan.
Anggota Public Private Partnership for Handwashing with Soap adalah: Kementerian Kesehatan, UNICEF, Unilever, Wings, Johnson & Johnson, Reckitt Benckiser, Trakindo, Adaro, Astra International, Cussons, Daai TV Network, USAID, SNV, Save the Children, GIZ, Mercy Corps, Lions Club, dan BAZNAZ.