TEMPO.CO, Jakarta - Pakai masker sangat dianjurkan di masa pandemi COVID-19 ini. Pakar kesehatan mengingatkan Anda tak hanya memakai masker kain tiga lapis tetapi juga menyimpannya dengan benar agar bisa maksimal mencegah penularan virus, termasuk penyebab COVID-19.
Dokter Alfi Auliya Rachman dari RS FMC Bogor menyarankan untuk menyimpan maskerdalam sebuah wadah khusus. Saat bepergian ke luar rumah untuk urusan tertentu, sebaiknya siapkan dua kantong khusus berisi masker di dalam tas.
"Ada dua kotak penyimpanan khusus. Kotak yang satu untuk masker yang sudah dipakai, kotak lain untuk yang belum dipakai. (Masker) bisa dilapisi dengan tisu atau kain bersih agar tidak kontak dengan barang-barang di luar," katanya.
Ketika ingin membukanya, misalnya karena ingin makan, cucilah tangan terlebih dulu. Setelahnya, buka masker tanpa harus menyentuh bagian tengah melainkan talinya saja.
Alfi mengingatkan sebaiknya jangan gantung masker di dagu tetapi masukkan ke dalam wadah khusus yang sudah disiapkan lalu tutup rapat wadah itu. Jika ingin kembali memakainya, cucilah dulu tangan lalu sentuh bagian tali masker dan kenakan hingga hidung dan mulut tertutupi secara pas.
Alfi merekomendasikan ganti masker minimal setiap 4 jam atau saat kondisinya sudah lembap, basah, dan kotor. Cucilah masker seperti mencuci pakaian biasa namun jangan gunakan pemutih pakaian. Keringkan masker dengan cara diangin-anginkan.
Selain mengenakan masker dan rajin mencuci tangan, Anda juga disarankan untuk menjaga jarak. Dokter Vito A. Damay, mengatakan menjaga jarak dua meter masih relevan saat ini di tengah temuan Pihak Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengenai virus penyebab COVID-19 bisa menular melalui airborne.
Kemudian, bila jaga jarak tak memungkinkan, misalnya di angkutan umum atau di ruangan yang kecil, praktisi klinis sekaligus relawan COVID-19, dr. Muhamad Fajri menyarankan Anda tak banyak bicara. Jika bisa, sebisa mungkin lebih baik diam.
Dia mengatakan kemungkinan COVID-19 bisa menyebar melalui droplet dan partikel di udara yang terbentuk ketika seseorang yang terkena COVID-19 batuk, bersin, berbicara, atau bernapas. Namun, secara umum, ruangan tanpa ventilasi yang baik meningkatkan risiko atas hal ini.
“Rekomendasinya, pakai masker, ventilasinya diperbaiki betul, jangan terlalu padat (orang di dalam ruangan), kalau di ruangan kecil jangan banyak berbicara,” kata Fajri.