Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Pasien Covid-19 yang Merasa Kondisi Tubuhnya Berbeda Setelah Sembuh

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS
Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh dan terbukti lewat swab test dengan hasil negatif bukan berarti kondisi tubuhnya pulih seratus persen. Beberapa pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh menyampaikan hal-hal berbeda setelah terinfeksi Covid-19.

Juno Simorangkir misalkan. Lima bulan setelah dipulangkan dari Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, dia merasa tubuhnya belum pulih seperti sedia kala. Beberapa titik di lehernya terasa menonjol ketika diraba. Dokter menyatakan tonjolan itu muncul karena sebagian kelenjar getah beningnya membengkak, kemungkinan akibat reaksi terhadap virus.

Pria 36 tahun ini juga kerap merasa seperti ada angin yang berputar-putar dalam perutnya. Kadang-kadang jantungnya pun masih berdegub keras. Dan yang menurutnya aneh, dia sering membaui sesuatu yang sebenarnya tak nyata. "Seperti ada bau ban yang terbakar, tapi orang lain tidak mencium bau itu," kata dia, Rabu, 7 Oktober 2020.

Baca juga: 
Penjelasan Ahli tentang Efek Samping Setelah Pasien Covid-19 Sembuh

Juno Simorangkir dipulangkan dari Wisma Atlet pada pertengahan Mei 2020 setelah dinyatakan Covid-19. Saat itu, dia merasa sangat lemas, otaknya seperti tak bisa diajak berpikir, jantungnya berdebar kencang, tangan kiri dan dadanya pun terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum. Dia sempat dirawat di rumah sakit lain lantaran keluhan tersebut. Sebagian gejala itu masih ada saat pulang dari perawatan itu.

Merasa bingung dengan kondisi badannya, Juno Simorangkir lalu mencari tahu tentang keluhan pasca-Covid-19 seusai perawatan terakhir itu. Dalam sebuah grup penyintas Covid-19 dunia, sebagian anggotanya mengeluhkan gejala yang masih tertinggal meski sudah dinyatakan negatif Covid-19.

Ada pula Hermawan yang sudah pulang dari rumah sakit sejak awal Agustus 2020. Pria 39 tahun ini juga belum merasa sehat betul. Dia masih kerap ngos-ngosan, terutama ketika menempuh jalan yang sedikit menanjak, rambutnya rontok parah, juga muncul bintik merah pada bola matanya. Sama seperti JunoSimorangkir, Hermawan kerap mencium aroma yang sebenarnya tak ada. "Setiap subuh saya mencium bau asap rokok, padahal enggak ada yang merokok di rumah," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah penyintas Covid-19, termasku Juno Simorangkir, berbicara dengan Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 22 Agustus 2020, secara virtual. Mereka menceritakan kondisi kesehatan yang belum pulih meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Mereka mendesak WHO mengakui dampak jangka panjang virus SARS-CoV-2 terhadap tubuh, meminta rehabilitasi, dan menuntut adanya penelitian jangka panjang tentang kondisi itu. Juno juga membentuk grup Survival Covid-19 Indonesia. Sudah ada 150-an orang yang bergabung. Sebagian dari mereka juga menceritakan kondisi tubuhnya belum pulih seperti semula.

WHO menjelaskan perihal efek jangka panjang yang diakibatkan oleh Covid-19 bagi kesehatan pada 11 September 2020. Dalam dokumen yang ditayangkan di laman mereka, badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa ini menerangkan pasien Covid-19 dengan gejala ringan biasanya akan pulih dalam waktu dua pekan setelah terinfeksi. Adapun mereka yang bergejala berat akan membaik dalam waktu enam pekan. Namun untuk sebagian orang, gejala penyakit tersebut bisa menetap atau berulang selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan kemudian.

Pengaruh yang panjang itu tak hanya dirasakan oleh mereka yang sebelumnya bergejala berat, tapi juga dialami oleh penderita dengan gejala ringan, penderita berusia dewasa muda, serta anak-anak yang tak memiliki penyakit penyerta. Selama masa gejala yang belum hilang itu, mereka sudah tidak menularkan penyakit tersebut ke orang lain.

WHO mengingatkan bahwa efek jangka panjang seperti ini juga pernah dialami oleh mereka yang terserang oleh penyakit sindrom pernapasan akut berat alias SARS. Penyakit itu muncul pertama kali pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Cina, dan teridentifikasi pada 2003. Gejala SARS mirip dengan Covid-19, yakni sama-sama menyebabkan demam, batuk, sesak napas, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, diare, mual, dan muntah.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

22 jam lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

7 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

8 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

10 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

11 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

11 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

12 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

13 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?