TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyampaikan apa saja efak samping yang dirasakan oleh pasien Covid-19 meski mereka dinyatakan sembuh. Dokumen yang tayang di lama WHO itu, menyebutkan berbagai kondisi jangka pendek maupun jangka panjang yang terjadi pada sejumlah pasien Covid-19 yang telah sembuh.
WHO menyatakan pasien Covid-19 dengan gejala ringan biasanya akan pulih dalam waktu dua pekan setelah terinfeksi. Sedangkan mereka yang bergejala berat akan membaik dalam waktu enam pekan. Namun untuk sebagian orang, gejala penyakit tersebut bisa menetap atau berulang selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan kemudian.
Baca juga:
Kisah Pasien Covid-19 yang Merasa Kondisi Tubuhnya Berbeda Setelah Sembuh
WHO juga merujuk bagaimna pasien yang sembuh dari penyakit sindrom pernapasan akut berat alias SARS belum benar-benar pulih setelah mereka menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh. Perlu diketahui, infeksi Covid-19 mirip dengan gejala SARS, yakni demam, batuk, sesak napas, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot. Pada beberapa orang juga mengakibatkan diare, mual, dan muntah.
Berikut organ tubuh yang berpotensi terpengaruh dan belum pulih meski pasien Covid-19 dinyatakan sembuh:
- Jantung
Kerusakan otot jantung, gagal jantung. - Paru-paru
Kerusakan jaringan paru-paru dan gagal paru restriktif. - Otak dan sistem saraf
- Kehilangan indra penciuman (anosmia).
- Efek yang ditimbulkan akibat trombo-emboli seperti emboli paru, serangan jantung, stroke.
- Gangguan kognitif, misalnya masalah memori dan konsentrasi.IklanScroll Untuk Melanjutkan - Kesehatan mental
Kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma, dan gangguan tidur. - Muskuloskeletal dan lainnya
- Nyeri pada sendi dan otot.
- Kelelahan.
Efek samping yang paling sering dirasakan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh:
- Letih sebanyak 53,1 persen
- Sesak napas sebanyak 43,4 persen
- Nyeri sendi sebanyak 27,3 persen
- Nyeri dada sebanyak 21,7 persen
NUR ALFIYAH | WHO | AGOSTINO GEMELLI UNIVERSITY