Sebulan kepedihan belum begitu pudar, datang orang-orang dari dinas kesehatan dengan membawa berita yang mengejutkan. Susu yang mengandung melamin yang menjadi skandal terbesar di Cina kemungkinan yang membunuh bayinya. Akhirnya, Senin (13/10), kasus Yi masuk pengadilan menghadapi perusahaan susu Sanlu.
Yi Kaixuan telah meninggal pada usia enam bulan --tidak diketahui apakah merupakan korban pertama bayi yang meninggal-- akibat susu beracun. Kejadian tragis ini hanya empat bulan sebelum Sanlu group menjadi perusahaan bermasalah karena memproduksi susu beracun.
“Saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi,” ujar Yi Yongsheng. Istrinya, Jiao Hongfang pingsan di kuburan anaknya dan kembali pingsan mendengar berita anaknya mati karena susu formula.
“Terlalu berat bagi dia, dia tidak ingin menghadapi seperti ini lagi,” ujar Yi, lebih tabah.
Sebenarnya susu formula sangat mahal bagi keluarga Yi, yang bekerja sebagai buruh kasar di proyek kontruksi. Pendapatannya US$ 580 atau Rp 5,5 juta per tahun. Yi Kaixuan anak kedua di keluarga Yi, sedangkan yang pertama anak perempuan berusia lima tahun. Cina yang mengatur ketat mengenai kelahiran anak, membuat keluarga ini masih punya kesempatan mempunyai anak kedua untuk mendapat anak laki-laki.
Susu ibu yang sudah tidak bisa mencukupi membuat mereka membeli susu formula yang cukup mahal. Sejak usia dua bulan, bayi Yi menggunakan susu formula, yang iklannya menyehatkan dan Sanlu terkenal punya reputasi yang bagus.
“Memang sedikit murah dibandingkan produk lainnya,” ujar Jiao. Harganya US$ 2.60 atau Rp 26.000 per kaleng untuk tiga-empat hari. Namun pada 20 April, bayinya berhenti menangis dan mempunyai masalah dengan air seninya. Jiao sempat membawa ke klinik tapi mereka tidak menemukan masalahnya.
Kondisi bayi Yi yang semakin memburuk, Yi memutuskan meninggalkan perkejaannya dan membawa anaknya ke rumah sakit di Lanzhou, ibukota provinsi Ganzhu, pada 30 April. Doktor mengatakan, tutur Yi, Mereka tidak pernah menemukan kasus bayi mempunyai banyak batu ginjal dan situasinya sangat kritis.
Untuk pertolongan pertama, Yi harus menebus obat seharga US$145. Setelah begadang semalaman, hari berikutnya keluarga Yi harus menerima kenyataan bahwa anaknya meninggal. “Mengingat dia (anaknya) sungguh menyedihkan,” ujar Yi.
Melalui pengacara Dong Junming, keluarga Yi menuntut Sanlu membayar US$6700 untuk kerugian material dan US$146.000 untuk immaterial. “Sanlu tidak mau membayarnya.” ujar Dong.
Ini merupakan pengadilan pertama kasus bayi yang tewas akiibat susu beracun. Sampai kini empat bayi lainnya meninggal dan 23.000 anak kecil lainnya sakit.
AFP| Nur Haryanto