TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi pandemi memaksa orang untuk sebisa mungkin berada di rumah saja. Banyak orang yang akhirnya mencari kegiatan agar tak bosan, salah satunya adalah bermain game.
Faktanya, industri game apabila dilihat dari pengguna aplikasi, menunjukkan kenaikan sebesar 196 persen dibanding masa sebelum pandemi.
"Karena di masa pandemi terjadi peningkatan aktivitas dan hobi yang dilakukan di rumah," kata Wakil Ketua Umum Bidang Telekomunikasi dan dan Teknologi Informatika Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Tritan Saputra, Selasa, 3 November 2020.
Tritan juga mengungkap bahwa keberadaan permainan tidak hanya bisa menghilangkan kebosanan dan kejenuhan, tapi dengan bermain game bisa meraup pendapatan yang besar jika dilakukan dengan profesional. "Dengan game, orang menjadi senang. Dan ketika menjadi senang, maka badan akan sehat. Ini menarik," kata dia.
Dampaknya, beberapa pabrikan atau vendor game telah mencatatkan laba luar biasa selama pandemi. Play Station dari Sony misalnya, telah berhasil mengeruk lama bersih di semester I/2020 sebesar Rp 96,6 triliun atau naik 103,8 persen dibanding tahun sebelumya.
“Dan laba bersih semester berikutnya diperkirakan naik menjadi Rp111,5 triliun. Ini merupakan prestasi luar biasa. Memang di masa pandemi Covid-19, game menjadi salah satu pilihan paling efektif untuk mendapatkan hiburan," kata Tritan.
Sementara itu, Direktur Marketing Vcloudpoint Indonesia, Sujarwo Wowok mengakui bahwa Indonesia menjadi pasar game yang sangat besar. "Dengan populasi terbesar ke empat dunia dan lebih dari 60 persen didominasi oleh kelompok usia produktif, bisnis game mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir," kata dia.
Ia menyebutkan data dari Asosiasi Game Indonesia (AGI) menyatakan, dari 52,6 juta jiwa yang terhubung secara daring, lebih dari separuh 34 juta orang bermain game online. Jika dilihat dari rupiah yang bisa dibelanjakan, nilainya sudah mencapai 1,1 miliar dolar AS.