TEMPO.CO, Jakarta - Ada orang yang merasa deg-degan, tubuh bergetar, suara tercekat saat berdiri di depan publik. Ada juga orang yang bingung dan canggung saat namanya dipanggil oleh orang lain. Kondisi ini secara umum disebut dengan gangguan kecemasan.
Psikiater dan ahli psikosomatis dari Rumah Sakit Onmi Alam Sutera, Andri mengatakan gejala kecemasan sosial ditandai dengan munculnya benjolan di tenggorokan, berkeringat, gemetar, jantung berdebar. "Ada pula yang merasakan ketegangan pada otot, nyeri, mual, sampai pusing," katanya dalam keterangan tertulis.
Jika kecemasan itu terjadi saat seseorang berada di depan publik, maka itulah yang disebut dengan 'demam panggung'. Namun ada pula kondisi yang tidak perlu 'panggung' dalam pengertian mendapat perhatian banyak orang. Sebab ada juga yang merasa 'demam panggung' ketika berhadapan atau berinteraksi dengan orang lain.
Pengidap kecemasan sosial juga kerap menghindari orang-orang yang mereka anggap punya kedudukan lebih tinggi, meskipun orang tersebut adalah anggota keluarga. Perlu diketahui kalau kondisi kecemasan ini tak sama dengan psikosomatik. Keduanya ada pada level yang berbeda.
Andri menjelaskan, kecemasan yang intens atau terus-menerus dari penderita kecemasan sosial dan dapat memengaruhi kesehatan fisik disebut dengan psikosomatik. "Ada keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan oleh alasan fisik, seperti luka atau infeksi," kata Andri.
Jadi, dari kecemasan yang biasa terjadi pada banyak orang jika berada dalam kondisi tertentu, bisa berpotensi menjadi psikosomatik apabila orang tersebut merasakan keluhan fisik. Sebelum kecemasan naik level menjadi psikosomatik, Andri bebagi kiat untuk mengelola kecemasan.
Kiat pertama, menurut Andri, adalah dengan mempersipkan dan membiasakan diri. Ketika akan presentasi di rapat misalkan, maka hadir tepat waktu dan bekali diri dengan bahan yang cukup. Dia juga menyarankan orang yang rentan mengalami gangguan kecemasan menghindari minum minuman, mengkonsumsi makanan sehat, dan rajin berolahraga.