Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasien Hipertensi Tidak Disarankan Olahraga Angkat Beban

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis jantung pembuluh darah Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Ario Soeryo Kuncoro mengatakan pasien hipertensi tidak disarankan untuk melakukan olahraga angkat beban. "Karena pada olahraga angkat beban dan High Intensity Interval Training melibatkan gerakan yang tiba-tiba. Hal ini menyebabkan terjadinya aktivasi otot di seluruh tubuh sehingga meningkatkan tekanan darah dua kali lipat dari biasanya," kata Ario dalam acara diskusi virtual bertema 'Kelola Hipertensi, Cegah Gagal Jantung dan Kematian' pada Kamis, 12 November 2020.

Ario menambahkan olahraga lain yang tidak disarankan para pasien hipertensi adalah permainan kompetisi. "Olahraga itu bisa menimbulkan kerusakan pembuluh darah di otak," katanya.

Ia pun lebih menyarankan agar para pasien hipertensi melakukan olahraga yang ringan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Olahraga yang teratur dan rutin bisa menjadi salah satu strategi dalam pengobatan pasien hipertensi. Ia menganjurkan bagi penderita hipertensi melakukan olahraga yang menekankan pada durasi dan tidak melibatkan gerakan yang tiba-tiba. "Rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) durasi olahraga yang dianjurkan adalah 150 menit per minggu atau sekitar 30 menit per hari dengan intensitas sedang," katanya.

Ario pun mengingatkan agar para pasien hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan darah secara rutin. Selain itu juga mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter demi menjaga tekanan darah tetap stabil.

Sekitar 26 persen populasi dunia atau sekitar 972 juta orang menderita hipertensi di tahun 2000. Prevalensinya diperkirakan akan meningkat menjadi 29 persen pada 2025. Di Indonesia prevalensi hipertensi di tahun 2018 pada penduduk usia lebih dari 18 tahun sebesar 34,1 persen. Jumlah pasien hipertensi di tanah air pun diperkirakan sebanyak 63,3 juta orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak orang tidak mengetahui bahwa dirinya telah menderita tekanan darah tinggi karena seringkali tidak adanya gejala. Oleh karenanya hipertensi sering disebut sebagai pembunuh senyap atau silent killer. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, mata, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah tepi. Salah satunya yang harus diwaspadai adalah terjadinya gagal jantung yang berujung pada kematian.

Fakta dan angka menunjukan bahwa gagal jantung merupakan masalah yang terus berkembang di Asia Tenggara, yang dipicu oleh pertumbuhan penduduk yang pesat dengan faktor risiko gagal jantung khususnya hipertensi.

Medical Affairs Divisi Pharmaceuticals Bayer Indonesia Gunawan Purdianto mengatakan Bayer mendukung Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) dalam Gerakan Peduli Hipertensi meyakini bahwa kepatuhan pasien dalam pengobatan penting untuk dilakukan. Tantangan dunia dan kebutuhan pasien memotivasi Bayer dalam menciptakan solusi terbaik melalui produk- produk yang inovatif untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien. Salah satu inovasi obat kami adalah penggunaan teknologi Osmotic-controlled release oral delivery system (OROS) pada obat anti hipertensi kami, Nifedipine OROS. Teknologi OROS memungkinkan obat Nifedipine bertahan di dalam tubuh selama 24 jam dan menjaga tekanan darah tetap normal sepanjang hari.

Selain itu menghasilkan profil keamanan obat yang lebih baik, konsentrasi obat yang lebih stabil dan berkurangnya frekuensi pemberian dosis. "Teknologi OROS juga memungkinkan penggunaan dosis awal yang efektif, pencapaian pengendalian gejala lebih awal sehingga akan meningkatkan kepatuhan dan kenyamanan pasien sehingga memastikan efikasi obat dan memperbaiki kondisi kesehatan pasien,” katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

4 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

7 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

8 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

9 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

11 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan diparkir di dekat pagar perbatasan sebelum memasuki Gaza melalui Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka yang memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel


5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

12 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut.


10 Cara Mengatasi Ngantuk saat Puasa, Harus Berolahraga

16 hari lalu

Bagaimana cara mengatasi ngantuk saat puasa? Ikuti tipsnya berikut ini supaya puasa semakin lancar. Salah satunya harus rajin berolahraga. Foto: Canva
10 Cara Mengatasi Ngantuk saat Puasa, Harus Berolahraga

Bagaimana cara mengatasi ngantuk saat puasa? Ikuti tipsnya berikut ini supaya puasa semakin lancar. Salah satunya harus rajin berolahraga.


Spesialis KFR Bagi Tips Stimulasi Aktivitas Fisik Anak sesuai Usia

16 hari lalu

Ilustrasi anak bermain/UNIQLO
Spesialis KFR Bagi Tips Stimulasi Aktivitas Fisik Anak sesuai Usia

Pakar mengatakan stimulasi aktivitas fisik pada anak bisa dimulai dari usia 0-1 tahun dan disesuaikan kemampuan di usianya.


3 Rekomendasi Waktu Olahraga Saat Puasa untuk Menurunkan Berat Badan

17 hari lalu

Agar tubuh tidak lemas, perhatikan waktu olahraga saat puasa yang tepat. Anda bisa melakukan sebelum berbuka atau setelah buka puasa. Foto: Canva
3 Rekomendasi Waktu Olahraga Saat Puasa untuk Menurunkan Berat Badan

Agar tubuh tidak lemas, perhatikan waktu olahraga saat puasa yang tepat. Anda bisa melakukan sebelum berbuka atau setelah buka puasa.