TEMPO.CO, Jakarta - European Higher Education Fair (EHEF) 2020 edisi ke-12, yang merupakan pameran perguruan tinggi Eropa kembali digelar di Indonesia. Kali ini EHEF digelar secara online mulai tanggal 21-28 November 2020. Pameran virtual ini diikuti oleh 140 institusi pendidikan tinggi terkemuka yang berasal dari 12 negara Uni Eropa (Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Denmark, Spanyol, Irlandia, Finlandia, Swedia, Hungaria, Polandia) serta Inggris dan Swiss. Pameran pendidikan virtual ini akan dibuka secara resmi oleh Bapak Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, bersama dengan pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia pada tanggal 21 November 2020.
Duta Besar Uni Eropa Bapak Vincent Piket mengatakan ini adalah pertama kalinya EHEF diselenggarakan secara virtual. Hal ini dilakukan ditengah kondisi pandemi COVID-19 dan agar para peserta pameran serta pengunjung dapat berinteraksi dalam pameran ini dengan aman. "Virtual fair ini juga memiliki keunggulan lain yaitu memberikan kesempatan kepada para pengunjung dari seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua, dari Kalimantan Utara hingga Sumba untuk dapat berpartisipasi secara online,” katanya pada konferensi virtual pada 18 November 2020.
Eropa merupakan daerah tujuan populer bagi mahasiswa dan dosen asal Indonesia. Lebih dari 4 ribu pelajar Indonesia berangkat ke Eropa setiap tahunnya. Secara keseluruhan terdapat lebih dari 8,5 ribu mahasiswa dan dosen yang saat ini sedang menuntut ilmu di Eropa.
Ada pula 1,6 ribu pelajar dan dosen Indonesia yang memperoleh beasiswa dari Uni Eropa, melalui program Erasmus+, dan juga dari negara Anggotanya. Meskipun terdapat pandemi COVID-19 yang melanda seluruh negara Eropa, jumlah mahasiswa dan dosen Indonesia yang berkunjung ke Eropa melalui program Erasmus+ tahun ini berjumlah 255 orang. "Setiap tahunnya, program Erasmus+ juga memberikan kesempatan kepada lebih dari 200 pelajar dan dosen dari Eropa untuk mengikuti pertukaran pelajar selama satu semester, mengajar ataupun mengikuti pelatihan,“ kata Vincent Piket.
Vincent memprediksi pada saat tahun ajaran baru perkuliahan September 2021, kondisi sudah normal dan vaksin COVID-19 sudah mudah didapatkan. Dengan begitu, kegiatan belajar secara langsung bisa dilakukan. "Saat ini kegiatan belajar mengajar di Universitas Eropa terus meminimalkan risiko penyebaran Virus Corona dengan cuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak, serta pembelajaran virtual," katanya.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nizam menyampaikan EHEF 2020 merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa dan dosen Indonesia untuk memperoleh informasi tentang studi di Eropa dan beasiswa yang diberikan oleh Uni Eropa dan negara anggotanya. EHEF mendukung pembentukan jaringan dan kerja sama antar universitas di Eropa dan Indonesia.
Nizam ingin mengajak universitas di Indonesia untuk meningkatkan kemitraan dan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dengan universitas-universitas top Eropa. "Acara ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk saling mengenal dan membina persahabatan dan kerja sama antara institusi pendidikan tinggi Eropa dan Indonesia,” katanya.
"Kami juga dengan tulus berterima kasih kepada Uni Eropa dan negara-negara anggotanya atas dukungan yang terus diberikan kepada mahasiswa, cendekiawan dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Terima kasih dan penghargaan khusus saya sampaikan kepada Bapak Duta Besar Vincent Piket atas semangatnya dalam memajukan persahabatan antara Uni Eropa dan Indonesia,” kata Nizam.
Pameran virtual EHEF di Indonesia yang ke-12 ini akan memberi kesempatan bagi para mahasiswa, dosen dan peneliti untuk dapat bertemu dan berdiskusi secara online dengan perwakilan universitas-universitas Eropa. Pameran ini akan diisi dengan rangkaian webinar tentang studi di Eropa, presentasi dari universitas-universitas di Eropa serta pameran virtual EHEF.