TEMPO.CO, Jakarta - Proses pembuatan karya tidaklah mudah bagi seorang pembuat konten, bahkan yang berpengalaman sekalipun. Para pembuat konten harus memikirkan konsep hingga melakukan riset yang akhirnya dapat menciptakan suatu bentuk karya.
Dengan semakin tingginya kebutuhan materi kreativitas di masyarakat luas, sering terjadi pembajakan konten dari sesama pembuat konten sampai masyarakat umum. Bahkan juga pernah dilakukan oleh beberapa instansi besar, yang notabene mampu membeli karya. Namun, karena anggapan publik yang menganggap pembajakan adalah hal yang umum di dunia digital ini, sekaligus didukung dengan kemudahan untuk melakukannya, oknum-oknum ini tidak takut untuk mempraktikkan pembajakan tersebut.
“Terlihat betapa pentingnya untuk seorang content creator untuk memiliki proteksi akan karya yang sudah mereka buat, oleh karena itu kami bekerja sama dengan third party server yaitu Blockchain, juga ditambah dengan sistem Fingerprint Combat dalam implementasi aplikasi kami.” kata Chief Strategic Officer PT Hyppe Teknologi Indonesia Magin M dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 19 November 2020.
Perusahaan Teknologi Informasi lokal PT Hyppe Teknologi Indonesia menghadirkan aplikasi media sosial Hyppe yang akan segera dirilis pada akhir 2020. Hyppe adalah platform media sosial yang dirancang untuk menjadi wadah para pembuat konten dalam fitur social digital dalam satu aplikasi.
Blockchain memiliki peran sebagai security layer yang berfungsi untuk melindungi setiap konten dari pembajakan yang ada, sehingga memberikan transparansi yang jauh lebih baik, karena sifatnya yang immutable atau tidak bisa diubah. Dengan tambahan Fingerprint Combat yang melindungi hak atas kekayaan intelektual dari sebuah konten digital yang dienkripsi sehingga tidak dapat dibajak.
Selain sebagai aplikasi media sosial, Hyppe memastikan bahwa setiap penggunanya, baik user maupun content creator dapat menikmati kredit partispasi dari algoritma iklan perusahaan yang diperoleh. Hyppe juga merupakan sharing economy platform bagi seluruh pihak yang terlibat langsung dalam aplikasi ini. Selain content creators, pengguna aplikasi atau penonton setia konten-konten yang ada, tidak luput dari kesempatan untuk mendapatkan penghasilan juga. User akan mendapatkan penghasilan hanya dengan melihat konten dan iklan sponsor di dalam aplikasi Hyppe, yang nantinya akan hadir dalam bentuk HyppePoints di akun masing-masing. HyppePoints ini dapat dicairkan dalam bentuk tunai dan non tunai. Keunggulan ini tentu membuat Hyppe sebagai aplikasi media sosial yang sangat dinantikan
Bagi pihak pengiklan, Hyppe menyediakan fitur yang dirancang untuk kebutuhan bisnis platform digital pertama dan memiliki 10 fitur dalam satu media sosial saja. Pihak pengiklan pun dapat mengatur iklan untuk tayang sesuai dengan segmentasi target audience masing-masing, sehingga membuka peluang yang sangat besar untuk membangun brand awareness. Untuk efektivitas biaya pengiklan, pihak advertiser dapat memilih pengaturannya sendiri atas setiap aspek pengiklanan dalam aplikasi Hyppe, sehingga budget promosi akan lebih rendah dibanding platform lainnya.
Aplikasi Hyppe saat ini masih dalam tahap uji pengujian dan segera dirilis akhir tahun 2020.