TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi sindrom ovarium polikistik atau Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) berbeda dengan endometriosis. Kendati kedua kondisi ini merupakan gangguan kesuburan atau infertilitas, masing-masing memiliki karakter yang berbeda.
Mengutip laman Sehatq, PCOS adalah gangguan hormon yang umumnya terjadi pada wanita di usia reproduktif. PCOS biasanya terjadi pada wanita usia produktif, sekitar usia 15 sampai 49 tahun. Gangguan PCOS yang paling mudah terdeteksi dari siklus menstruasi yang tak teratur. Ada kalanya amat panjang atau sebaliknya, haid begitu singkat.
Gangguan PCOS membuat perempuan mengalami kelebihan hormon androgen. Pada kondisi PCOS, ovarium membentuk kista-kista kecil yang mengakibatkan sel telur tidak dapat dikeluarkan.
Berikut gejala PCOS:
- Siklus menstruasi tak normal
Datang bulan tidak teratur. Bisa amat panjang, bisa juga begitu singkat. - Peningkatan hormon androgen
Kamu bisa mendeteksi apakah hormon androgen lebih dominan atau tidak dengan memperhatikan pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh. Jika terjadinya kebotakan dan jerawat berlebih, itu beberapa pertanda hormon androgen dalam tubuhmu bertambah. - Pembesaran ovarium
Jika menjalani pemeriksaan USG, maka akan terlihat ovarium membesar dan berfolikel atau berkantung.
Baca Juga:
Jika tadi adalah penjelasan tentang PCOS, endometriosis adalah kondisi saat jaringan endometrium atau lapisan yang paling dalam dari rahim, tumbuh di luar rahim. Di luar rahim ini bisa jadi di ovarium, tuba falopi, jaringan di area panggul, sampai di luar panggul.
Sama-sama bisa dideteksi dari menstruasi, namun kondisi endometrosis dengan PCOS menunjukkan gejala berbeda. Gejala endometriosis mulai timbul pada siklus menstruasi dimulai. Pada endometriosis, jaringan yang terkena akan ikut menebal, kemudian luruh, dan menjadi darah menstruasi, yang tidak dapat dikeluarkan melalui vagina sebagaimana mestinya.
Akibatnya, penderita endometriosis merasakan nyeri yang amat hebat, terutama saat datang bulan. Pemicunya, jaringan di sekitar endometriosis meradang sampai menimbulkan jaringan parut, dan perlekatan organ di sekitarnya. Apabila endometriosis terjadi di ovarium, maka berisiko terbentuk kista.
Berikut gejala penderita endometriosis:
- Nyeri panggul dan kram yang berhubungan dengan haid
- Nyeri saat atau setelah berhubungan intim
- Nyeri saat buang air kecil atau buang air besar, terutama ketika menstruasi
- Volume darah lebih banyak saat menstruasi
- Mudah lelah, diare, konstipasi, mual, dan semua ini terjadi terutama saat menstruasi