TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) Hardinsyah mengingatkan pentingnya asupan gizi seimbang untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Gizi seimbang semakin perlu menjadi perhatian utama di situasi pandemi seperti saat ini. Menurut Hardinsyah, di tengah isu pandemi yang masih mengancam, pemenuhan gizi seimbang termasuk asupan pangan protein hewani menjadi kunci untuk menjaga kesehatan keluarga. "Pangan protein hewani yang berkualitas salah satunya susu, memiliki asam amino yang lengkap dan berperan penting pada masa kehamilan dan pertumbuhan anak setelah masa ASI eksklusif, serta meningkatkan sistem imunitas. Asam amino lengkap disertai asam lemak dan penambahan asam folat, vitami A, vitamin D, zink, zat besi, B kompleks pada susu akan memiliki manfaat penting bagi ibu dan bagi pertumbuhan perkembangan janin dan mendukung proses metabolisme tubuh. Tak kalah penting, asam folat yang terkandung berfungsi membentuk sel darah merah, serta membangun sel-sel dalam tubuh, sehingga bermanfaat dalam mencegah permasalahan anemia yang kerap muncul pada ibu hamil dan anak,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo.
Memperingati momen Hari Kesehatan Nasional, Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama Pergizi Pangan Indonesia menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Jawa Barat, menyelenggarakan kegiatan webinar #IndonesiaSIAP (Sadar Gizi, Inisiatif, Aktif dan Peduli) yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang di masa adaptasi kebiasaan baru.
Baca Juga:
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengingatkan kesehatan menjadi faktor penting dalam membangun masyarakat dan bangsa yang kuat. Untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, perlu kerja sama dari erat dari berbagai pihak. "Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menerima dengan baik dan mendukung inisiatif yang dilakukan Frisian Flag Indonesia bersama Pergizi Pangan Indonesia untuk terus mengedukasi masyarakat khususnya di Jawa Barat, akan pentingnya penerapan pola hidup sehat di masa adaptasi kebiasaan baru ini,” ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Tanggapan positif dari inisiatif ini juga disampaikan Ketua Umum Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya. Permasalahan gizi dan tingginya angka stunting masih menjadi tantangan kesehatan yang juga dihadapi masyarakat di Jawa Barat. Inisiatif #IndonesiaSIAP ini sejalan dengan komitmen timnya dalam pemenuhan gizi dan mengatasi isu stunting yang PKK Jawa Barat mengagas melalui ‘Gerakan Jabar Menuju Zero Stunting 2023’. "Kegiatan edukasi dan intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan pemenuhan gizi seimbang guna mengatasi permasalahan stunting, sekaligus membantu menjaga imunitas keluarga di tengah ancaman pandemi,” katanya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti mengatakan Data Dinas Kesehatan Jabar mencatat, jumlah penderita gizi kurang di Jawa Barat mencapai 15,1 persen, sedangkan angka prevalensi stunting sebesar 29,2 persen. Angka prevalensi tingkat Jawa Barat ini pun sudah mendekati angka prevalensi nasional yaitu 30,8 persen. Tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, perilaku dan kebiasaan menjadi elemen substansial yang menyebabkan permasalahan gizi ini masih kerap ditemui. Berbagai upaya khususnya di Jawa Barat telah digalakkan untuk mengatasi permasalahan stunting. "Di antaranya dengan melaksanakan pendampingan kesehatan maternal neonatal dan bimtek, intervensi balita stunting dengan memperbaiki pola makan, pola asuh dan sanitasi, serta pemberian tablet penambah darah kepada para remaja. Tak kalah penting, adalah dengan memperhatikan tumbuh kembang anak, serta memastikan pemenuhan gizi seimbang selama masa pertumbuhan”, kata Siska Gerfianti.
Bukan hanya berperan penting pada fase pertumbuhan anak, asupan gizi seimbang dan beragam termasuk protein hewani juga dibutuhkan bagi wanita usia subur dan calon ibu hamil selama fase sebelum dan masa kehamilan untuk mencegah kelahiran anak dengan kondisi stunting. Pengurus Pergizi Pangan Indonesia, Lucy Widasari memaparkan, pencegahan berat badan bayi lahir rendah dan stunting perlu dilakukan sedini mungkin. "Sebaiknya dilakukan dengan mempersiapkan diri sejak masa prakonsepsi - periode sebelum wanita mengalami kehamilan. Berbagai studi menunjukkan pemenuhan gizi bagi wanita sejak masa prakonsepsi, dapat berdampak positif bagi kesehatan ibu dan anak kelak. Meski demikian, data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dari 37,1 persen pada 2013, menjadi sebesar 48,9 persen. Karenanya, edukasi, intervensi dan pemenuhan gizi berkualitas baik pada remaja, ibu hamil, dan fase periode kritis pertumbuhan (1000 Hari Pertama Kehidupan) menjadi sebuah keharusan, agar ke depan dapat tercipta generasi Indonesia yang lebih sehat dan berkualitas,” kata Lucy.
Frisian Flag Indonesia bersama Pergizi Pangan Indonesia telah menghadirkan susu bubuk Frisian Flag Kompleta. Susu Bubuk Frisian Flag Kompleta hadir sebagai sumber protein dengan 4 gram protein hewani, 11 vitamin dan 6 mineral, di antaranya Vitamin A, Vitamin B Kompleks, Vitamin D, kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, dan lain-lain.
“Ketersediaan produk bergizi yang terjangkau dan edukasi membangun literasi gizi dalam masyarakat adalah yang dibutuhkan saat ini. Selain itu karena kolaborasi itu adalah kunci, kami berharap, melalui inisiatif #IndonesiaSIAP ini, FFI bersama Pergizi Pangan Indonesia, serta pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat terus bergerak bersama dan memberikan dampak kebaikan yang lebih luas kepada masyarakat agar siap menjalani kenormalan baru dan #JagaGiziMereka untuk bangun keluarga kuat, sehat dan sejahtera,” kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesian Andrew F. Saputro.