TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid–19 telah mengubah banyak hal, termasuk sistem kerja dari ruma atau bekerja bergiliran. Namun, tidak semua jenis pekerjaan bisa dikerjakan dari rumah, apalagi pelayanan di bidang hospitality.
Tapi, kebijakan dengan mengedepankan protokol kesehatan dan menjalankan adaptasi baru dalam proses bisnis menjadi pilihan terbaik untuk meminimalkan dampak. Hideaway Villa di Uluwatu dan Hideaway Residence di Ungasan di Bali, seperti diakui Corporate GM Hideaway Hospitality, Wayan Muka, yang juga salah satu Tim Verifikasi Protokol Covid-19 Pemprov Bali, pihaknya secara ketat menerapkan tiga aspek protokol kesehatan, seperti produk, pelayanan, dan pengelolaan yang diterapkan sebagai panduan bagi semua karyawan, tamu, dan pemegang saham, yang mendukung kegiatan usaha sesuai CHSE (Cleanliness, Health, Sanitation & Environment Sustainabality).
Ia menambahkan manajemen menyediakan semua protokol kesehatan, seperti tempat mencuci tangan di pintu masuk properti, menyediakan masker, hand sanitizer, ruang konsultasi, dan ruang isolasi, termasuk juga bagi tamu dan semua pihak terkait, menjalin kerjasama dengan klinik atau rumah sakit untuk penanganan kasus terjangkit, baik karyawan dan tamu, menyediakan tanda pengatur jarak minimal 1 meter, dan membentuk satuan tugas khusus.
Bukan itu saja, manajemen juga memberikan pelatihan dan sosialisasi SOP terkait untuk semua karyawan serta menyediakan poster protokol kesehatan di ruang–ruang tertentu sebagai upaya sosialisai kepada semua pihak. Tes cepat terhadap karyawan juga dilakukan secara berkala.
“Bahkan, bila mengadakan pertemuan di ruang tertutup, setiap 4 jam semua tamu harus keluar ruangan dan ruangan harus didisinfektan,” katanya.
Pandemi Covid-19 diakui Wayan menuntut perubahan dari segi inovasi dan kreativitas dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi, seperti telemarketing, virtual Zoom, dan mengunakan aplikasi ASANA untuk semua perencanaan multilevel dengan semua kepala departemen terkait. Bahkan, untuk pemasaran diperluas dengan menggunakan platform marketplace yang ada.
Diakui Wayan, hingga memasuki bulan ke-9 pandemi, pihaknya agak sulit mengukur produktivitas dan sistem kerja dalam melakukan penilaian.
“Kami semuanya sedang melakukan try and error karena sama–sama tidak tahu bagaimana cara yang efektif menghadapi pandemi Covid-19 yang sifatnya sangat dinamis,” ujarnya.
Menurut Wayan, yang paling penting harus selalu optimis dan positif menyikapi keadaan ini, taat melaksanakan protokol kesehatan, dan selalu mengingatkan satu sama lain agar tetap sehat dan bisa bertahan lebih lama lagi karena tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir.
*Ini adalah artikel kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.