Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelompok Ini Tak Bisa Terima Vaksin Covid-19, Cek Alasannya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menantikan pengembangan vaksin COVID-19 yang saat ini masih diperjuangkan sejumlah perusahaan. Dengan jumlah korban yang menembus 55 juta, yang terpenting adalah mendapatkan vaksin virus corona sesegera mungkin.

Lebih dari 45 kandidat, tujuh di antaranya sudah dalam tahap peluncuran dan dipandang paling menjanjikan. Memiliki vaksin yang siap, yang mungkin diberikan pertama kali kepada kelompok berisiko tinggi terlebih dulu, akan memberi kekebalan dan menghentikan penyebaran wabah virus ke seluruh dunia.

Vaksin juga bisa memberi harapan suatu hari nanti kita bisa melanjutkan hidup dengan normal. Tapi, ada kemungkinan vaksin ini mungkin tidak cocok untuk semua orang. Perlu diingat ada juga yang tidak bisa atau disarankan untuk tidak mengikuti proses vaksinasi.

Meskipun vaksinasi merupakan tindakan penting yang dapat dicegah untuk melindungi masyarakat dari ketakutan akan penyakit menular, ada beberapa orang yang tidak cocok untuk vaksinasi. Orang yang disarankan untuk menunggu atau menghindari vaksinasi mungkin memiliki faktor mendasar yang dapat menghalangi kerja vaksin. Usia, kondisi kesehatan mungkin juga berperan penting.

Prediksi saat ini menunjukkan ada ratusan ribu orang yang mungkin tidak mendapat manfaat dari vaksin COVID-19 yang diluncurkan saat ini dan akan menunggu lebih lama. Beberapa kelompok mungkin juga harus menunggu sedikit lebih lama untuk mendapatkan vaksin yang sesuai dengan kebutuhan. Sekali lagi, vaksin yang berbeda juga dapat mengandung komponen yang berbeda, yang dapat mempengaruhi orang secara berbeda.

Vaksin adenovirus, misalnya, yang telah digunakan oleh setidaknya empat pembuat vaksin COVID-19, terkadang memiliki efek samping yang parah bagi yang memiliki masalah kekebalan, fungsi paru-paru, atau penyakit jantung. Berikut beberapa kelompok yang tidak bisa disuntik vaksin Covid-19, seperti dilansir dari Times of India.

Alergi terhadap vaksin sebelumnya
Tidak ada vaksin yang bebas efek samping. Akan selalu ada kemungkinan orang mengembangkan efek samping. Risikonya lebih berat bagi yang pernah mengalami masalah dengan dosis vaksin sebelumnya.

Orang yang memiliki alergi tertentu atau menderita komplikasi yang mengancam mungkin disarankan untuk menunggu sebelum mendapatkan suntikan COVID-19 eksperimental. Karena ini adalah pertama kalinya vaksin COVID-19 dikembangkan, kemungkinan efek sampingnya akan lebih tinggi dari sebelumnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kekebalan rendah
Vaksin bekerja untuk melindungi mereka yang memiliki kekebalan lemah atau termasuk dalam kategori berisiko tinggi. Namun, orang-orang yang kekebalannya terganggu secara serius, menderita komplikasi kronis yang dapat mempengaruhi fungsi kekebalan, mungkin tidak memberikan tanggapan yang kuat.

Ada juga orang dengan kondisi atau masalah kesehatan yang membuat mereka memiliki sistem kekebalan yang tidak berfungsi, seperti yang mungkin menggunakan obat penekan kekebalan. Vaksin mungkin juga tidak cocok untuk mereka. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berhati-hati.

Usia di bawah 14 tahun
Bayi dan balita dapat bertindak sebagai penyebar super COVID-19 dan dalam kasus yang jarang terjadi, bahkan dapat menderita komplikasi yang mengancam jiwa karena COVID-19. Membuat vaksin untuk mereka juga penting untuk membuka kembali sekolah dan pusat rekreasi dengan aman. Namun, dosis vaksin tertentu mungkin tidak sesuai untuk mengembangkan sistem kekebalan anak.

Sistem kekebalan anak-anak juga dapat bereaksi berbeda terhadap suatu vaksin dibandingkan dengan yang lain, yang juga merupakan alasan mengapa tidak banyak uji coba vaksin yang mencakup anak-anak. Saat ini, ada kemungkinan anak-anak mungkin harus menunggu lebih lama ketika vaksin COVID-19 disetujui untuk digunakan.

Wanita Hamil
Wanita hamil tidak benar-benar dijadikan bagian dari uji coba vaksin COVID-19 dan tidak pernah ada vaksin yang dirancang khusus untuk wanita hamil selama wabah virus. Para ahli percaya dosis eksperimental yang digunakan dalam vaksin COVID-19 mungkin tidak sesuai untuk kesehatan bayi yang sedang tumbuh dan dapat membuat wanita hamil menunjukkan efek samping yang merugikan.

Oleh karena itu, mereka juga harus menunggu beberapa saat atau mengikuti kebijaksanaan untuk mendapatkan vaksinasi di bulan-bulan mendatang. Namun, penundaan tersebut akan berdampak pada wanita yang hamil pada saat pandemi COVID-19.

*Ini adalah konten kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

14 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

17 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

33 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

43 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

44 hari lalu

Karyawan KFC yang bertugas di gerai dan kantor mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dok. KFC Indonesia
Pentingnya Vaksinasi untuk Memastikan Produktivitas Perusahaan

Pakar menyebut vaksinasi dapat mencegah sejumlah penyakit, antara lain influenza dan DBD, yang dapat mengganggu kinerja perusahaan.


Atasi Demam Berdarah, Guru Besar Unpad Usulkan Kombinasi Vaksinasi dan Nyamuk Wolbachia

23 Januari 2024

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Atasi Demam Berdarah, Guru Besar Unpad Usulkan Kombinasi Vaksinasi dan Nyamuk Wolbachia

Tim riset menunjukkan bahwa vaksinasi dengue akan memberikan hasil yang lebih baik jika dikombinasikan dengan program nyamuk terinfeksi wolbachia.


Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

12 Januari 2024

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

Pakar mengatakan orang tua tidak perlu khawatir bila ketinggalan jadwal imunisasi karena tenaga kesehatan ada solusinya.


Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya


Batuk Rejan Mewabah di New York, Berikut yang Perlu Dipahami soal Penyakit Ini

5 Januari 2024

Ilustrasi batuk. health24.com
Batuk Rejan Mewabah di New York, Berikut yang Perlu Dipahami soal Penyakit Ini

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan. Vaksin bisa melindungi anak-anak dari penyakit ini. Siapa yang paling berisiko tertular?