TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Tata Kelola Pemerintahan, dr. Daniel Tjen, mengatakan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat akan mempercepat proses pemulihan kondisi kesehatan masyarakat Bali akibat pandemi COVID-19. Bahkan, penerapan protokol kesehatan di Bali bisa menjadi suatu model bagi provinsi lain untuk keluar dari pandemi COVID-19. Daniel menilai penanganan COVID-19 di Bali dengan berbagai strategi bisa bangkit dari masalah pandemi tersebut.
''Jadi, penerapan protokol kesehatan Provinsi Bali ini menjadi satu kelebihan yang merupakan faktor positif untuk percepatan keluar dari kondisi pandemi COVID-19,'' katanya pada kunjungan Taskforce penanggulangan COVID-19 di RSUD Buleleng, 27 November 2020.
Ia mengatakan yang menjadi kata kunci dari pengendalian penyakit menular adalah bagaimana sedini mungkin melakukan berbagai upaya untuk memutus mata rantai penularan. Yang bisa dikerjakan oleh masyarakat adalah melakukan pencegahan dari sumber penularannya, yaitu mulut, hidung, dan sentuhan tangan. Protokol kesehatan 3M atau memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak menjadi kata kunci yang penting dalam mencegah penularan COVID-19.
''Memakai masker yang baik itu sudah bisa memutus mata rantai penularan COVID-19 sebesar 50 persen. Kemudian mencuci tangan secara teratur, dan kita tahu bahwa jarak itu antara satu sampai dua meter dapat mencegah penularan,'' ucap Daniel.
Keadaan pandemi ini tidak mungkin akan sama seperti sebelumnya. Daniel menjelaskan kapan pandemi berakhir ada dua variabel yang mempengaruhi. Pertama variabel yang terkait langsung dengan bidang kesehatan.
''Banyak parameter yang digunakan kapan berakhirnya pandemi, tapi paling tidak kita sudah punya suatu panduan bagaimana parameter yang berkaitan langsung dengan bidang kesehatan itu bisa kita capai sehingga bisa kita gunakan dalam batas kendali, yakni protokol kesehatan,'' imbuhnya.
Variabel kedua yakni di luar bidang kesehatan. Itu sebabnya COVID-19 itu tidak hanya dilakukan oleh komunitas kesehatan tapi berbagai stakeholder yang terlibat, karena di samping faktor kesehatan ada belasan infrastruktur kritis lain juga ikut berpengaruh.
''Semakin cepat beradaptasi dengan kebiasaan baru dan protokol kesehatan semakin kita siap, semakin cepat mengakhiri pandemi. Ada best practice yang kita bisa adopsi, belajar dari pengalaman masa lalu, dari negara lain, bagaimana mereka mengendalikan COVID-19,'' ujar Daniel.
*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.