TEMPO.CO, Jakarta - Co-Founder & Academic Advisor Prestasi Junior Indonesia (PJI), Robert Gardiner mengajak anak muda untuk membuat bisnis, tapi bukan sembarang bisnis. Ia ingin memperkenalkan para pelajar dan anak muda untuk membuat bisnis yang berdampak baik pada lingkungan dan sosial. "PJI dan Citibank mengajak anak untuk praktik membuat bisnis sendiri berbasis lingkungan dan sosial dalam Youth Ecopreneurship Initiative," katanya pada konferensi virtual Youth Ecopreneur Talk: Green Business for Sustainable Environment and Economy 16 Desember 2020.
Robert mengingatkan penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran untuk mengadopsi gaya hidup yang berkelanjutan. Sehingga dalam membuat bisnis bisa memberikan nilai ecopreneur. Ia yakin di masa yang akan datang para konsumen di Indonesia akan lebih sadar dan memilih produk yang berdampak baik pada lingkungan dan sosial.
Indonesia berada di posisi keempat negara penghasil emisi gas rumah kaca terbanyak di dunia, bahkan di peringkat kedua penghasil sampah plastik terbesar secara global. Sektor industri turut menjadi kontributor dampak lingkungan yang buruk tersebut. Kewirausahaan berorientasi lingkungan (ecopreneurship) menjadi langkah krusial mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian alam Indonesia, serta sejalan mendukung Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang disusun pemerintah.
Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggagas Youth Ecopreneurship Initiative (YEI) yang memberikan manfaat kepada 8.269 pelajar SMA/SMK di lima kota besar untuk peka memahami situasi itu sekaligus melanjutkan konsistensinya menumbuhkan kewirausahaan muda di Indonesia. Program ini telah berhasil melahirkan 25 bisnis baru ramah lingkungan yang beromzet total lebih dari 214 juta rupiah selama lima hingga tujuh bulan beroperasi.
Konferensi pers Youth Ecopreneur Talk: Green Business for Sustainable Environment and Economy” pada 16 Desember 2020
Generasi muda Indonesia memiliki kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan. Studi Cambridge Global Perspective mendapati bahwa 21 persen pelajar Indonesia (usia 13-19 tahun) melihat polusi lingkungan, termasuk sampah plastik, merupakan permasalahan besar global. Sementara itu, 93 persen pelajar Indonesia menyatakan akan mengambil aksi untuk menangani isu tersebut. Temuan World Economic Forum juga memperlihatkan perhatian positif lainnya dari generasi muda Indonesia; bahwa mereka memiliki aspirasi besar untuk berwirausaha. Jumlahnya 35,5 persen rasio tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN.
Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia, Puni A. Anjungsari mengatakan Youth Ecopreneurship Initiative bisa menjembatani tingginya kepedulian generasi muda Indonesia terhadap lingkungan sekitar dengan kian meningkatnya minat mereka untuk berwirausaha. Pemberdayaan generasi muda memang telah menjadi fokus kegiatan sosial kemasyarakatan Citi Indonesia, terutama dalam ranah edukasi, literasi keuangan dan keterampilan dasar kewirausahaan. "Harapan kami, program ini dapat memberi pendekatan segar kepada anak muda Indonesia untuk semakin mantap berkiprah menjadi wirausaha, yang tak hanya berorientasi kuat pada pengembangan bisnis, tetapi juga kelestarian lingkungan serta pemberdayaan lingkungan sekitar,” kata Puni A. Anjungsari.
Selama enam tahun penyelenggaraan Youth Ecopreneurship Initiative, prakarsa kewirausahaan muda ini telah memberi manfaat kepada lebih dari 55 ribu pelajar dari 169 SMA/SMK di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan.
Sementara, pada gelaran tahun ini (berlangsung Oktober 2019-November 2020), Youth Ecopreneurship Initiative mengikutsertakan pelajar dari lima kota saja (kecuali Medan). Selama program, para pelajar berkesempatan untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman bisnis secara komprehensif dengan mengoperasikan usaha mikro yang berorientasi lingkungan.
Salah satu kelompok pelajar yang ikut dalam program Youth Ecopreneurship Initiative adalah pelajar SMA Karangturi Semarang. Mereka mendirikan perusahaan siswa D’Eagle SC. Berangkat dari kekhawatiran terhadap polusi udara akibat pembakaran kayu, mereka menggagas ide usaha hingga memproduksi PlayIt! – papan permainan unik sekaligus edukatif dengan material yang eco-friendly (dari limbah kayu bekas).
President D’Eagle SC dari SMA Karangturi Semarang Stevia Anlena Putri mengatakan tanpa sadar, sebenarnya banyak kondisi sekitar yang bisa dimanfaatkan oleh anak muda Indonesia untuk menjadi sebuah usaha. "Youth Ecopreneurship Initiative memacu kami untuk bisa peka membaca peluang serta merealisasikan gagasan ke dalam praktik bisnis yang nyata. Tak melulu mengedepankan untung rugi, tetapi lebih dari itu, juga mengutamakan imbasnya terhadap keberlanjutan lingkungan. Jika generasi muda Indonesia mau bergerak bersama-sama menjadi ecopreneur, kami percaya kemajuan ekonomi dan kelestarian alam Indonesia dapat terwujud,” kata Stevia.
Kesuksesan produk PlayIt! menempatkan D’Eagle SC sebagai pemenang Indonesia Student Company of the Year Competition 2020 dan akan mewakili Indonesia dalam ajang JA Asia Pacific Company of the Year Competition tahun depan.