TEMPO.CO, Jakarta - Libur Natal dan Tahun Baru sudah di depan mata. Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan jangan sampai peningkatan kasus aktif COVID-19 terulang pascalibur Natal dan Tahun Baru seperti libur panjang sebelumnya.
"Pelajarannya cukup tiga kali jangan sampai empat kali," katanya dalam diskusi virtual dengan tema "Napas panjang penanganan COVID-19", Jumat, 18 Desember 2020.
Ia khawatir bila tidak ada evaluasi dan antisipasi dari kejadian peningkatan kasus pascalibur panjang sebelumnya maka kasus aktif akan meningkat di Januari 2021.
"Yang terjadi adalah korban dan Januari akan menjadi berat bagi masyarakat Indonesia karena fasilitas kesehatan tidak mampu menangani korban yang banyak," katanya.
Berkaca dari tiga kali libur panjang yang dilalui sebelumnya, terjadi lonjakan kasus signifikan, yakni 50 hingga 100 persen setelah 14 hari kemudian. Oleh karena itu, pemerintah telah mengatur dan membuat kebijakan pemangkasan libur akhir tahun agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Adapun, libur akhir tahun yang dipangkas merupakan pengganti cuti bersama Idul Fitri yakni 28, 29, dan 30 Desember. Namun, untuk libur Natal dan tahun baru tidak dipotong. Menurutnya, masyarakat tetap bisa menikmati liburan yang menyenangkan dengan membuat aktivitas kreatif di rumah bersama anggota keluarga.
"Lebih baik liburan di rumah. Sebab, kalau kita pergi jarak jauh biasanya akan lelah dan imunitas turun, dan ini berbahaya," tegas Wiku.
*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.