TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Tim Pakar sekaligus juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, menegaskan para penyintas COVID-19 atau orang-orang yang telah sembuh dari penyakit itu tetap harus memproteksi diri dengan vaksin.
"Prinsip kehati-hatian, termasuk yang sudah terkena, jangan merasa sudah punya antibodi maka sudah bebas dari COVID-19, tidak bisa seperti itu," katanya dalam diskusi virtual dengan tema "Napas Panjang Penanganan COVID-19", Jumat, 18 Desember 2020.
Oleh karena itu, setiap individu, baik penyintas maupun tidak, tetap harus mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan penerapan protokol kesehatan 3M, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan suntik vaksin COVID-19 bila telah disetujui BPOM dan MUI.
Secara teori, orang-orang yang telah sembuh dari suatu penyakit maka akan timbul antibodi atau imunitas yang kuat dari sebelumnya. Namun, yang perlu digarisbawahi ialah imunitas dan tingkat penyakit yang diderita juga berbeda-beda. Artinya, ada imunitas yang terbentuk untuk waktu lama maupun pendek.
"Khusus untuk COVID-19, kita belum tahu karena baru," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wiku mengatakan pandemi COVID-19 merupakan kejadian yang berulang, di mana flu Spanyol juga pernah ikut mewabah hingga ke Hindia Belanda dengan korban jiwa yang jauh lebih banyak. Penyakit infeksi yang berulang tersebut terjadi karena ketidakseimbangan alam.
Banyak penyakit infeksi yang terjadi pada hewan kemudian menular pada manusia akibat interaksi. Berkaca dari pengalaman flu Spanyol dan pandemi COVID-19, masyarakat diminta untuk belajar agar menjaga keseimbangan tadi sebab jangan sampai tenaga medis dan sebagainya kehabisan energi sementara perilaku masyarakat tidak berubah.
*Konten ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.