TEMPO.CO, Jakarta - Tes rapid antigen sedang ramai dibicarakan berkaitan dengan aturan perjalanan baru yang mengharuskan penumpang mengikuti tes sebelum bepergian. Tes antigen adalah tes imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini.
Tes cepat antigen biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV). Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk tes antigen sebagai tes untuk mengidentifikasi virus corona baru.
Tes antigen juga relatif murah dan dapat digunakan di tempat-tempat perawatan. Alat yang sudah diotorisasi ini juga dapat memberikan hasil diagnosis dalam waktu sekitar 15 menit. Namun, tes cepat antigen umumnya kurang akurat dibandingkan tes virus yang mendeteksi asam nukleat dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau disebut juga tes PCR.
Meski begitu, tes cepat antigen atau disebut dengan usap antigen membantu menyaring orang-orang untuk mengidentifikasi yang membutuhkan tes yang lebih pasti. Bagaimana cara kerja tes cepat antigen?
Antigen adalah molekul yang mampu menstimulasi respons imun. Molekul tersebut dapat berupa protein, lipid polisakarida, atau asam nukleat. Setiap antigen memiliki fitur permukaan yang berbeda yang dikenali oleh sistem kekebalan.
Virus corona penyebab COVID-19 memiliki beberapa antigen, termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein. Tes cepat antigen dapat mengungkapkan bila seseorang sedang terinfeksi patogen seperti virus corona. Berbeda dengan tes PCR yang mendeteksi keberadaan materi genetik, tes cepat antigen mendeteksi protein atau glikan, yaitu seperti protein lonjakan yang ditemukan di permukaan virus corona.
Tes cepat antigen bekerja paling baik ketika orang tersebut diuji pada tahap awal terinfeksi Covid-19, di mana beban virus umumnya paling tinggi. Tes ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis orang-orang yang diketahui memiliki risiko besar terpapar virus corona.
Selain itu, tes cepat antigen juga digunakan sebagai tes skrining di mana pengujian berulang dapat dengan cepat mengidentifikasi orang yang terinfeksi Covid-19 sehingga tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan. Namun, bila hasilnya didapati positif, dokter masih perlu melakukan tes PCR untuk memastikan diagnosis.
*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.