TEMPO.CO, Jakarta - Mengunyah es batu termasuk salah satu perilaku buruk yang dapat merusak gigi, termasuk warna putihnya. Ahli kesehatan gigi mengatakan setiap kali mengunyah es, Anda berisiko merusak atau melemahkan email atau lapisan pelindung yang keras yang melindungi bagian dalam gigi yang halus.
"Jika enamel rusak, gigi dan seluruh kebersihan mulut, termasuk gusi, akan rentan dan bahkan rentan terhadap lebih banyak infeksi bakteri dan penyakit," kata Shahrooz Yazdani dari Yazdani Family Dentistry, seperti dikutip dari Insider.
American Dental Association menjelaskan ketika Anda memaksa dua permukaan yang sangat keras bersama-sama, salah satunya akan patah. Sebagian besar memang es yang pecah tetapi kadang-kadang bisa juga gigi yang menanggung beban kerusakan. Selain melemahnya email gigi, selalu ada kemungkinan gigi patah, menurut profesor kedokteran gigi di Pusat Medis Universitas Columbia, John Grbic.
Belum lagi ada risiko gusi menjadi rusak. Mengunyah es juga dapat memberi tekanan pada gusi sehingga menyebabkannya resesi. Resesi gusi terjadi ketika jaringan gusi terkikis akibat penyakit gusi atau cedera traumatis, seperti cedera berkepanjangan, dan masalah genetik.
Bila kondisi ini terjadi, maka akar gigi terbuka. Bagian gigi ini lebih sensitif sehingga jika mengalami resesi gusi, gigi mungkin menjadi lebih sensitif dan membuat makan makanan dingin dan panas menjadi tidak nyaman.
Adakah alternatif yang sehat? Jika menginginkan sensasi rasa dingin, Grbic merekomendasikan untuk membiarkan es meleleh di mulut daripada mengunyahnya. Sayangnya, jika yang diinginkan adalah kerenyahan, permen menjadi ide buruk sebagai pengganti es.
Pakar merekomendasikan es serut yang jauh lebih lembut. Meskipun mengunyah es dalam kapasitas berapa pun dapat membahayakan gigi, es yang dihancurkan dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi dibandingkan dengan es batu yang lebih besar.
Beberapa peneliti telah mengaitkan keinginan mengunyah es dengan anemia defisiensi zat besi, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kelelahan yang tidak biasa. Teori menyatakan mengunyah es secara kompulsif membuat orang yang kekurangan zat besi lebih waspada dan terjaga, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian mengenai hal ini.
Dalam beberapa kasus, mengunyah es juga bisa berhubungan dengan perilaku kompulsif, yaitu dorongan kuat untuk terlibat dalam aktivitas yang mengganggu kehidupan sehari-hari, gugup, stres, atau tekanan emosional. Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental tentang kondisi yang disebut pika ini.