Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Penyakit Thalassemia, Gejala dan Pengobatan

Reporter

image-gnews
Donor darah untuk penderita penyakit Thalassemia diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Jumat (13/11). Jabar merupakan daerah tertinggi kedua penderita Thalassemia setelah Jakarta. TEMPO/ Aditya Herlambang
Donor darah untuk penderita penyakit Thalassemia diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Jumat (13/11). Jabar merupakan daerah tertinggi kedua penderita Thalassemia setelah Jakarta. TEMPO/ Aditya Herlambang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin tak semua orang mengenal penyakit terkait darah bernama Thalassemia. Ini adalah penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Penyakit ini cukup berbahaya karena menyerang sumsum tulang belakang sehingga tidak mampu meregenerasi sel darah merah ke seluruh tubuh. Komplikasi dari penyakit ini bisa menyebabkan gagal organ vital.

Penderita penyakit thalassemia memiliki ciri warna kulit agak kusam seperti abu-abu. Bila tekanan hemoglobin berada di bawah angka enam, wajah penderita akan pucat seperti mayat. Seperti dikutip medicalnewstoday, gejala lain termasuk:

-Kulit kekuningan atau pucat
-Lesu
-Nyeri dada
-Tangan dan kaki dingin
-Napas tersengal
-Kram kaki
-Detak jantung cepat
-Tak nafsu makan
-Pertumbuhan lambat
-Sakit kepala
-Pusing dan tidak sadarkan diri
-Gampang terkena infeksi

Thalassemia berasal dari pasangan yang membawa sifat thalassemia. Kemungkinan pasangan ini menghasilkan keturunan yang dilahirkan adalah 25 persen thalassemia mayor, 50 persen carrier (pembawa sifat), dan 25 persen sehat. Dengan kata lain dalam setiap kehamilan dari pasangan tersebut terdapat kemungkinan satu berbanding empat bagi anak mereka untuk menderita thalassemia mayor, dua banding empat kemungkinan anak membawa gen thalassemia (carrier), dan satu banding empat kemungkinan anak berdarah normal dan tumbuh sehat.

Jenis penyakit thalassemia juga beragam. Ada yang ringan hingga yang parah. Pada Thalassemia minor, kerusakan gen yang terjadi umumnya ringan. Penderitanya hanya menjadi pembawa gen thalassemia. Umumnya tidak mengalami masalah kesehatan kecuali gejala anemia ringan yang ditandai dengan lesu, kurang nafsu makan, sering terkena infeksi, dan sebagainya.

Adapun thalassemia mayor terjadi karena kerusakan gen yang berat sehingga jantung penderita mudah berdebar-debar. Berkurangnya hemoglobin berakibat pada kurangnya oksigen yang dibawa sehingga jantung terpaksa bekerja lebih keras. Selain itu, sel darah merah cepat rusak sehingga harus senantiasa dibantu pasokan dari luar melalui transfusi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Thalassemia intermediate merupakan kondisi antara mayor dan minor, dapat mengakibatkan anemia berat dan masalah lain, seperti deformitas tulang dan pembengkakan limpa. Rentang keparahan klinis pada thalassemia intermediate ini cukup lebar dan batasnya dengan kelompok thalassemia mayor tidak terlalu jelas sehingga keduanya dibedakan berdasarkan ketergantungan penderita pada tranfusi darah.

Penderita thalassemia yang berat sangat tergantung pada transfusi darah. Akan tetapi, transfusi darah memiliki efek samping, yaitu berpotensi menimbulkan kelebihan zat besi dan tertular penyakit dari darah yang ditransfusikan. Karena itu, transfusi darah harus benar-benar steril.

Sementara itu, penumpukan zat besi yang berlebihan juga berbahaya bagi kesehatan tubuh. Untuk menghindari kelebihan zat besi, penderita thalassemia harus menghindari makanan yang mengandung zat besi. Penderita biasanya dianjurkan menjalani diet zat besi.

Makanan yang menjadi pantangan antara lain daging merah, hati, ginjal, sayur-mayur berwarna hijau, roti, gandum, alkohol, telur ayam, dan telur bebek. Buah-buahan serta sayur-sayuran yang mengandung asam folat dianjurkan, antara lain brokoli, susu, dan bayam.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

11 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

12 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

16 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

16 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

25 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

28 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.