TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Indonesia sedang dalam masa musim hujan. Ahli Epideomologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Ridwan Amiruddin menyarankan masyarakat memperketat protokol kesehatan di tingkat rumah tangga di musim hujan seperti sekarang.
"Protokol kesehatan rumah tangga harus diperketat dengan tetap menggunakan masker yang benar meskipun lagi foto, apalagi pada kondisi kelembaban seperti sekarang," ujarnya.
Berada di kondisi cuaca fluktuatif dengan curah hujan tinggi memungkinkan COVID-19 akan sangat nyaman berada di negeri ini. Hal itu juga terjadi di berbagai negara Eropa, kasus COVID-19 melambung kala masuk musim dingin.
Kelembaban dalam waktu lama dengan ventilasi rumah tangga yang kurang bagus dinilai bisa mengakibatkan penularan semakin cepat, paparan semakin tinggi, sehingga kasus akan terus meningkat. Sementara di Indonesia, kasus virus corona jenis baru itu cenderung mengalami peningkatan, apalagi dipengaruhi kecenderungan masyarakat yang suka berkumpul.
"Apalagi orang Indonesia ada kecenderungan duduk diam berkumpul. COVID-19 bisa semakin nyaman," katanya.
Dalam kajian epideomologi, berbagai pakar dan ahli sudah banyak memprediksi terjadi penyimpangan pada virus corona jenis baru. COVID-19 berbeda dengan pola penyakit yang lain karena sebarannya sangat cepat. Maka, tidak perlu lagi melakukan loncatan program. Biarkan orang-orang bergerak, tetapi kita harus memanfaatkan teknologi untuk melakukan deteksi, promosi, pencegahan, atau meningkatkan kapasitas imun seseorang dengan vaksin dan sebagainya.
"Karena penularannya cepat, varian barunya jauh lebih cepat lagi, bahkan ini membawa konsekuensi, perlu pemikiran baru terhadap pendekatan suatu penyakit," ujarnya.