TEMPO.CO, Jakarta - Banyak jenis beras, meski yang biasa kita makan adalah beras putih atau merah. Ada pula beras cokelat, beras hitam, ketan, dan basmati.
Kelebihan beras cokelat karena merupakan bulir utuh, berbeda dengan beras putih yang merupakan rafinasi. Karena itulah gizi beras cokelat lebih tinggi karena saat pemrosesan tidak menguras nutrisi, termasuk zat besi dan rangkaian vitamin B, dan serat seperti beras putih.
Beras cokelat juga rendah kalori, tinggi serat, bebas gluten, dan bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan. Menurut Federasi Beras Amerika Serikat, beras cokelat tak mengandung lemak tak jenuh atau kolesterol .
Beberapa manfaat beras cokelat adalah menurunkan kadar kolesterol berkat serat yang tinggi, membantu melancarkan pencernaan, membuat lebih cepat kenyang, dan mencegah pembentukan gumpalan darah.
Baca juga: Konsumsi Beras Cokelat Baik untuk Jantung
Kadar indeks glikemik beras cokelat juga rendah, yang didasarkan pada seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah disantap. IG rata-rata beras cokelat adalah 55 sedangkan beras putih 64. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan kaitan makanan IG tinggi dengan diabetes tipe 2.
Dilansir dari Live Science, beras cokelat mengandung banyak fitokimia dan mineral sebagai bulir utuh sehingga menurunkan risiko kanker. Karena mampu menjaga kadar kolesterol, beras cokelat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Begitu menurut Asosiasi Jantung Amerika (AHA).
Beberapa nutrisi yang terkandung dalam beras cokelat adalah:
-Vitamin B kompleks yang membantu fungsi-fungsi biologis.
-Asam folat yang membantu tubuh memproduksi sel-sel baru dan mencegah cacat-cacat lahir tertentu.
-Zat besi, mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen dalam darah.
-Magnesium, mineral yang terlibat dalam lebih dari 300 fungsi tubuh.
-Selenium, mineral yang berperan dalam sistem imun dan mengatur kelenjar tiroid.