Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Sampai Rumah Lembap, Ada Jamur Pengacau Sistem Kekebalan Tubuh

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi membersihkan rumah. Shutterstock.com
Ilustrasi membersihkan rumah. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perhatikan sirkulasi udara dan paparan sinar matahari di rumah. Jangan sampai ada area lembap yang memungkinkan jamur berkembang biak. Jika ada area lembap, maka jamur akan bermunculan. Dan tim peneliti baru-baru ini menemukan jenis jamur yang merusak daya tahan tubuh.

Tim peneliti yang dipimpin Oliver Werz dari Universitas Friedrich Schiller, Jerman, menyatakan jamur bernama Aspergillus fumigatus umumnya hidup di dalam area rumah yang lembap. Jamur ini berbahaya, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Jamur Aspergillus fumigatus umumnya bercokol pada noda gelap di dinding lembap atau sebagai spora kecil mikroskopis di udara yang melekat pada dinding, kasur, dan lantai.

Aspergillus fumigatus adalah spesies jamur dalam genus Aspergillus. Ini merupakan salah satu spesies Aspergillus paling umum yang menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Aspergillus fumigatus merupakan pemicu infeksi paru-paru serta penyebab utama morbiditas dan mortalitas, serta dapat menyebabkan infeksi paru kronis, aspergillosis alergi bronkopulmoner, atau penyakit alergi pada imunokompeten.

Bagi orang sehat, tak masalah. Sebab, jika spora itu masuk tubuh, sistem pertahanan kekebalan akan melindunginya. Tapi jamur ini dapat mengancam jiwa orang dengan daya tahan tubuh buruk. Oliver Werz dan tim menemukan cara bagaimana Aspergillus fumigatus mengacaukan pertahanan kekebalan tubuh dan memungkinkan berkembangnya infeksi jamur yang fatal. Hasil temuan tersebut diterbitkan dalam jurnal spesialis Cell Chemical Biology.

Menurut Oliver Werz, gliotoxin -mikotoksin yang kuat- bertanggung jawab atas sifat patogen Aspergillus fumigatus. "Zat ini memiliki efek mengacaukan imunitas tubuh serta melemahkan aktivitas sel sistem pertahanan kekebalan tubuh," kata dia.

Oliver Werz dan tim mempelajari secara rinci serta mengklarifikasi mekanisme molekuler pada jamur dan pengaruhnya terhadap imunitas tubuh. Tim Oliver Werz berkolaborasi dengan para peneliti dari Institut Leibniz untuk Penelitian Produk Alami dan Biologi Infeksi (Hans Knöll Institute) yang dipimpin oleh Axcel Brakhage serta Christian Hertweck, ahli mikologi dan sistesis produk alami.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti memasukkan sel kekebalan ke kontak dengan gliotoxin yang diproduksi secara sintetis. Sel-sel ini, yang disebut dengan neutrofil granulosit, mewakili garis pertama sistem pertahanan kekebalan tubuh. "Tugasnya mendeteksi patogen dan menghilangkannya," ujar Oliver Werz.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Begitu sel tersebut bersentuhan dengan patogen, misalnya jamur, dia akan melepaskan zat pengantar khusus (leukotriene) ke dalam darah yang menarik sel kekebalan lainnya. Setelah sejumlah besar sel kekebalan berkumpul, mereka dapat membuat pengganggu tak berbahaya lagi. Namun proses ini tidak terjadi jika patogen Aspergillus fumigatus terlibat.

Musababnya, seperti yang ditunjukkan oleh para ilmuwan Universitas Friedrich Schiller, gliotoxin memastikan bahwa produksi zat pengantar leukotriene B4 dalam neutrofil granulosit terhambat, sehingga mereka tidak dapat mengirim sinyal ke sel-sel kekebalan lain. Ini disebabkan oleh enzim spesifik (LTA4 hidrolase) yang dimatikan oleh mikotoksin.

"Akibatnya, terjadi gangguan komunikasi di antara sel-sel kekebalan tubuh dan menghancurkan mekanisme pertahanan," kata Oliver Werz. "Dengan begitu, mudah bagi spora -dalam hal ini jamur, memasuki organisme untuk menyusup ke jaringan atau organ."

SCIENCE DAILY | PHYS | CLINICAL MICROBIOLOGY REVIEW | FIRMAN ATMAKUSUMA

Baca juga: 
Tutup Selama 2 Bulan, Barang-barang di Mal Ini Diselimuti Jamur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

9 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)


Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

27 hari lalu

Ilustrasi kubis. Unsplash.com/Isara Somboon
Ragam Makanan yang Dibutuhkan Sistem Imun Sehat

Kurang gizi adalah penyebab paling umum sistem imun yang buruk. Berikut 10 jenis makanan yang mudah didapat dan sangat membantu kesehatan imun.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

30 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

32 hari lalu

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
5 Tips Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Puasa Ramadan dalam Cuaca Ekstrem

Di tengah cuaca ekstrem, penting bagi umat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna menjaga kekebalan tubuh selama puasa Ramadan.


Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

41 hari lalu

Ilustrasi pisang. Freepik.com/KamranAydinov
Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

Australia dan Selandia Baru mengizinkan petani menanam pisang transgenik yang tahan jamur. Pisang menjadi menu saat simulasi makan siang gratis.


IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

46 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.


5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

50 hari lalu

Cuaca Ekstrem Picu Petir, BMKG: Tersebab Musim Pancaroba
5 Cara Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai musim pancaroba karena menyertakan cuaca ekstrem seperti hujan lebat singkat hingga angin kencang.


Manfaat Madu bagi Ibu Hamil

54 hari lalu

Ilustrasi madu. shutterstock.com
Manfaat Madu bagi Ibu Hamil

Madu merupakan salah satu pilihan bahan alami yang sering dipertimbangkan untuk dikonsumsi bagi ibu hamil.


Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

59 hari lalu

Nagita Slavina/Foto: Instagram/Slavina Indonesia
Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

Nagita Slavina, merasakan perbedaan yang signifikan dalam pola asuh dan pendekatan terhadap kedua anaknya yang termasuk generasi Alpha.


Jaga Kesehatan Pencernaan Anak agar Pertumbuhannya Optimal

59 hari lalu

Ilustrasi anak sedang makan (pixabay.com)
Jaga Kesehatan Pencernaan Anak agar Pertumbuhannya Optimal

Kesehatan pencernaan berperan kunci dalam mencapai tumbuh kembang anak yang optimal karena mempengaruhi sekitar 70 persen sistem kekebalan tubuh.