Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Nipah Masuk 10 Penyakit Menular WHO, Belum Ada Vaksin dan Obatnya

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk
Ilustrasi kelelawar. Bats.org.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Virus Nipah menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Saat pandemi Covid-19 masih memukul berbagai sendi kehidupan, virus Nipah menjadi sorotan karena ilmuwan di sejumlah Asia menyampaikan kasus yang terjadi di negaranya.

Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan virus Nipah pertama diketahui pada 1998 di Malaysia. Virus tersebut kemudian menyebar ke sejumlah negara, seperti Thailand, India, Singapura, Cina, dan Bangladesh.

Sebagaimana Covid-19 yang menyebar melalui perantara kelelawar, virus Nipah juga bertransmisi lewat kelelawar, khususnya kelelawar buah dan babi. "Infeksi virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang," demikian tertulis di laman resmi WHO.

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan merasakan gangguan pernapasan hingga peradangan pada jaringan otak hingga mengganggu kerja saraf atau ensefalitis. WHO menyatakan belum ada obat atau vaksin khusus virus Nipah.

Direktur Eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah nirlaba yang berbasis di Belanda, Jayasree K. Iyer mengatakan wabah virus Nipah yang terjadi di Cina, dengan tingkat kematian hingga 75 persenberpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya. "Virus Nipah merupakan penyakit menular yang bisa meledak kapan saja," kata Jayasree K. Iyer seperti dikutip dari The Guardian.

Virus Nipah masuk dalam daftar sepuluh penyakit menular WHO yang memiliki risiko kesehatan terbesar. Di dalam daftar penyakit menular itu juga ada Mers dan Sars. Dua penyakit ini sama-sama dipicu oleh virus Corona yang memiliki risiko kematian lebih tinggi dari Covid-19, namun tidak terlalu mudah menular.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kelelawar buah diduga menjadi inang alami dari virus Nipah. Masa inkubasi virus Nipah mencapai 45 hari. Artinya, jika dalam periode itu orang yang terinfeksi tidak menyadari kondisinya, maka virus ini dapat menyebar antarmanusia dengan jangka waktu yang cukup lama.

Baca juga: Apa Itu Virus Nipah, Babi dan Kelelawar Perantaranya

Virus Nipah dari kelelawar dapat menyebar ke berbagai hewan yang dikonsumsi manusia. Bisa juga lewat buah yang terkontaminasi virus Nipah dari kelelawar buah tadi. Dan transmisi virus dari manusia ke manusia. Bangladesh dan India adalah dua negara yang pernah mengalami pandemi virus Nipah yang diduga dipicu dari jus kurma.

Kelelawar buah keluar pada malam hari dan hinggap di pepohonan perkebunan kurma. Kelelawar itu mengambil sari buah dan meninggalkan kotoran setelahnya. Petani kemudian mengambil buah tersebut dan ini bisa menjadi awal kontaminasi virus ke manusia.

Secara alami, kelelawar buah hidup di hutan lebat dengan banyak pohon buah-buahan. Para peneliti menyimpulkan kebakaran hutan dan kekeringan memaksa kelelawar keluar dari habitat aslinya dan mencari makanan ke perkebunan di sekitarnya. Saat di bawah tekanan, kelelawar akan melepaskan lebih banyak virus, termasuk virus Nipah, karena stres.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

4 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

7 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

8 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

8 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

8 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

9 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

10 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

11 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

12 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

12 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza