Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala Long Covid-19 dan Cara Menghindarinya Menurut Dokter

Reporter

image-gnews
Ilustrasi batuk. health24.com
Ilustrasi batuk. health24.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan WHO tentang efek jangka panjang Covid-19 yang dipublikasikan pada 9 September 2020 menyebutkan Covid-19 dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan bagi sebagian orang. Beberapa gejala mungkin menetap atau berulang selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan setelah pemulihan awal. Hal itu juga bisa terjadi pada penderita Covid-19 dengan gejala ringan.

Dalam survei yang dilakukan melalui telepon ditemukan 35 persen orang yang pernah terpapar Covid-19 belum pulih kesehatannya seperti semula pada 2-3 minggu setelah dinyatakan negatif. Menurut Dr. dr. Agus Dwi Susanto SpP(K), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, istilah long covid sebelumnya dikenal sebagai sindrom pascacovid atau Covid kronis. Kini, WHO juga memperkenalkannya sebagai long Covid.

“Belakangan ini gejala long Covid sedang marak dibahas oleh praktisi kesehatan,” ujar Agus.

Menurutnya long Covid merupakan suatu kondisi atau gejala yang muncul pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Adapun gejala yang paling banyak ditemukan yaitu kelelahan kronis, sesak napas, berdebar-debar yang terkait dengan jantung, nyeri sendi, nyeri otot, dan gangguan psikologis, termasuk depresi pascacovid-19.

“Gejala ini bisa muncul berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bisa menetap,” katanya.

Long Covid, menurut Agus, bukan disebabkan oleh virus yang masih menetap. “Virusnya sendiri sudah hilang begitu orang dinyatakan negatif Covid,” katanya. “Dalam kedokteran, hal seperti ini disebut sequelae, yaitu gejala sisa yang dirasakan oleh pasien yang sudah sembuh.”

Hal ini bisa terjadi karena pada beberapa orang yang sakit telah timbul kelainan yang menetap secara anatomi, yang akhirnya mempengaruhi secara fungsional. Sebagai dokter paru-paru, Agus sering menemukan adanya fibrosis atau kekakuan pada jaringan paru yang sifatnya menetap, bisa 2-3 bulan.

“Fibrosis ini menyebabkan oksigen tidak bisa masuk sehingga pasien merasa napasnya berat atau sesak napas. Dalam tes uji fungsi paru ditemukan adanya penurunan fungsi paru antara 20 dan 30 persen,” paparnya.

Baca juga: Latihan Pernapasan, Cara Jitu Atasi Sesak Napas Akibat Covid-19

Yang perlu dicermati gejala long Covid ini bisa muncul pada semua populasi. Namun, pasien yang memiliki penyakit dasar atau yang dikenal sebagai komorbid, seperti penyakit jantung dan paru-paru kronis, akan lebih mudah mengalami long Covid. Terlebih pada pasien paru-paru dan jantung yang punya kebiasaan merokok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana Covid-19 bisa menyebabkan gangguan pada fungsi jantung? Berikut penjelasan Dr. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Menurut Isman, ketika orang terinfeksi Covid-19, akan ada fase peradangan di paru-paru yang menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang.

Kekurangan kadar oksigen atau yang disebut hipoksia ini bisa menyebabkan cardiac injury atau cedera pada jantung. Menurut Isman, pompa jantung normal adalah sekitar 60-80 kali per menit.

“Tapi, adanya hipoksia akan menurunkan kemampuan jantung untuk memompa,” ujarnya.

Dampak selanjutnya adalah terjadinya penyusutan pembuluh darah, terutama di paru-paru. Diperlukan waktu bagi pasien pascaCovid-19 untuk memulihkan otot-otot ini. Ia berpesan kepada para pasien jantung agar tidak sampai terkena Covid-19 karena penanganannya akan semakin berat.

Agus menjelaskan sejumlah langkah yang bisa ditempuh para penyintas Covid-19 agar terhindar dari gejala long Covid. Yang pertama, menjaga pikiran agar tidak stres dengan berpikir positif dan terus bersemangat.

“Dengan pikiran yang tenang, napas akan menjadi slow dan ini akan mempengaruhi membaiknya fungsi organ-organ vital seperti jantung,” ujarnya.

Sebaliknya, stres bisa menyebabkan pompa jantung menjadi berat. Selanjutnya disarankan untuk menjalani latihan fisik atau beraktivitas, mulai dari yang paling ringan seperti aerobik, jalan kaki, bersepeda, dan sebagainya, yang terus ditingkatkan porsi dan kecepatannya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah mengonsumsi makanan bergizi empat sehat lima sempurna. Agus juga menyarankan agar pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk stop merokok.

Jika hal-hal di atas dilakukan, diharapkan dalam sebulan setelah dinyatakan sembuh/negatif dari Covid-19, para penyintas sudah bisa fit kembali seperti sebelumnya. Namun, jika masih merasakan adanya gejala long Covid, disarankan untuk cek ke dokter.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

10 jam lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?


Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi dokter melakukan operasi jantung. Foto: Heartology Cardiovascular Hospital
Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.


Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

1 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?


Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

1 hari lalu

Ilustrasi jantung wanita. shutterstock.com
Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

1 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

2 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

2 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

3 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Puluhan massa dari organisasi CISDI bersama dengan Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan aksi demo mendukung diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di kawasan Patung Kuda, Monas,  Jakarta, Rabu 18 Oktober 2023. Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen, risiko diabetes tipe 2 sebesar 27 persen, dan risiko hipertensi sebesar 10 persen (Meng et al, 2021; Qin et al, 2021; Li et al, 2023). Mengadaptasi temuan World Bank (2020), penerapan cukai diprediksi meningkatkan harga dan mendorong reformulasi produk industri menjadi rendah gula sehingga menurunkan konsumsi MBDK. Penurunan konsumsi MBDK akan berkontribusi terhadap berkurangnya tingkat obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke, hingga penyakit jantung koroner. TEMPO/Subekti.
Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.