Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Kanker Sedunia 2021, Pentingnya Deteksi Dini dan Vaksinasi HPV

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kanker Sedunia diperingati pada 4 Februari. Khusus untuk kanker serviks, hingga saat ini kasus kanker yang banyak dialami wanita ini masih menjadi penyakit yang ditakuti dan memakan banyak korban jiwa. Padahal, kanker tersebut merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi HPV dan IVA Test/Pap smear. Menurut data GLOBOCAN 2020, Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab kanker serviks telah merengut 21.003 jiwa, dan terdapat 36.633 kasus baru terhadap perempuan. Artinya, 50 perempuan di Indonesia meninggal setiap harinya, dan hal tersebut menjadikan kanker serviks sebagai kanker urutan kedua di Indonesia. Terlebih lagi, dari keseluruhan kasus kanker serviks baru yang ditemukan di Indonesia, diketahui lebih dari 80 persen sudah pada stadium lanjut. Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun.

Ketua Umum Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI), Andrijono mengatakan kondisi di atas sangat mengkhawatirkan. Ia dan tim terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai kanker serviks, gejala dan pencegahannya demi meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para perempuan akan bahaya kanker serviks, dan pentingnya vaksinasi HPV serta skrining/deteksi dini melalui IVA test/pap smear. "Apalagi, selain menyebabkan kanker serviks pada perempuan, virus HPV juga dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit dan kelamin pada laki-laki," kata Andrijono.

Ia mengingatkan bahwa vaksinasi dianggap sebagai pencegahan primer karena telah terbukti menurunkan insiden kanker serviks. Melalui program vaksinasi HPV, Australia berhasil menurunkan insiden kanker hingga 40 persen. "Bahkan, Australia telah mencanangkan 2030 bebas kanker serviks karena mereka memulai program vaksinasi HPV nasional sejak 2007,” kata Andrijono, dalam acara Webinar 'Lindungi Diri dan Orang Terkasih dari Kanker Serviks' oleh Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS), bekerja sama dengan Cancer Information & Support Center (CISC), dan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD).

Baca: Deteksi Dini Kanker Serviks pada Perempuan Indonesia Masih Minim

Upaya pencegahan kanker serviks sangat penting untuk dilakukan segera, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia, yang menyatakan bahwa tindakan pencegahan primer untuk mencegah terjadinya kanker serviks adalah dengan melakukan vaksinasi HPV yang membuat tubuh membentuk antibodi terhadap virus HPV, sehingga tubuh memiliki kekebalan terhadap virus HPV yang berisiko tinggi sebabkan kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi HPV penting dilakukan sedini mungkin agar mengurangi risiko terkena virus HPV. Jika kita tidak bertindak, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.

Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais R. Soeko Werdi Nindito Daroekoesoemo mengatakan sebagian besar pasien tidak mengetahui bahwa pada akhirnya mereka mengidap kanker serviks. Sebab, kanker serviks adalah kanker yang sangat sulit dideteksi pada stadium awal, karena memang tidak ada gejala yang terlihat dan keluhan apapun dari pasien. "Untuk itu, kami memiliki visi yang sama dengan KICKS dan CISC untuk selalu mengingatkan para perempuan untuk melakukan deteksi dini melalui IVA Test atau Pap smear dan vaksinasi HPV sebagai cara untuk mencegah kanker serviks," kata Soeko.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan sebagai Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais terus mengembangkan diri untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada masyarakat, termasuk untuk pelayanan kanker serviks. Salah satunya adalah dengan pelayanan Tes HPV DNA, dengan mengumpulkan sel dari leher rahim untuk diuji dan mencari keberadaan dari Human Papilloma Virus (HPV). "Dalam proses pemeriksaan, para perempuan juga dapat menjalani pemeriksaan menyeluruh dengan menggunakan alat pembesar khusus, yaitu kolposkopi, untuk memeriksa sel-sel abnormal. Saat menggunakan kolposkopi, kami para dokter akan mengambil sel-sel untuk diuji di laboratorium,” katanya.

Anjuran deteksi dini dan vaksinasi HPV juga sejalan dengan World Health Organization yang baru-baru ini mengumumkan strategi global untuk mempercepat penghentian kanker serviks. Strategi tersebut mengikuti seruan untuk bertindak pada tahun 2018 untuk mengakhiri kanker yang dapat dicegah. Pada tahun 2030, strategi tersebut bertujuan untuk menjangkau 90 persen cakupan vaksinasi HPV, cakupan skrining 70 persen dan akses ke perawatan terkait 90 persen di semua negara.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan edukasi dalam webinar yang diadakan oleh KICKS, CISC, dan RSKD ini sejalan dengan visi pemerintah yaitu mewujudkan Indonesia bebas kanker serviks pada 2030. Dalam penanggulangan kanker, Kemenkes memperhatikan 4 pilar yaitu promosi kesehatan, deteksi dini. "Perlindungan khusus seperti vaksinasi dan pengobatan. Oleh karena itu, Kami sangat mendukung kegiatan edukasi ini dan mengimbau para perempuan Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dan vaksinasi HPV demi perlindungan diri sendiri dan orang terkasih,”

Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum dan Pendiri Cancer Information and Support Center (CISC) menyatakan kanker serviks paling banyak diderita oleh orang yang berada di usia produktif, yakni 35-55 tahun. Padahal, kita tahu bahwa perjuangan melawan kanker bukanlah hal yang mudah. Apalagi, 80 persen pasien kanker serviks mayoritas terdiagnosis saat sudah stadium lanjut. Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas bahwa deteksi dini kanker serviks, dan vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV. "Disinilah penting bagi semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama secara berkesinambungan dalam upaya promotif, preventif, diagnosis, kuratif, rehabilitatif dan paliatif untuk penanggulangan kanker yang lebih baik,” kata Aryanthi.

Pada kesempatan yang sama, KICKS juga mengumumkan pencanangan aktris dan pemerhati kesehatan Zaskia Adya Mecca sebagai Duta #CegahKankerServiks. Zaskia merasa bangga bisa menjadi bagian dari KICKS. Ia percaya bahwa kanker serviks tidak seharusnya menghentikan mimpi perempuan-perempuan di Indonesia untuk tetap hidup dan berkarya. "Oleh karena itu, sebagai perempuan saya tergerak untuk menyuarakan informasi ini kepada khalayak luas agar mereka segera mengambil tindakan nyata dalam mencegah kanker serviks menghalangi perempuan Indonesia dalam meraih mimpi mereka. Bersama KICKS, saya mengajak perempuan Indonesia untuk mulai melindungi diri dan orang terkasih dengan vaksinasi HPV serta deteksi dini untuk melawan kanker serviks,” kata Zaskia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

9 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

11 hari lalu

Walid Daqqah. Foto: X
Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker