TEMPO.CO, Jakarta - Tanam benang wajah merupakan salah satu prosedur kecantikan yang dipilih banyak orang untuk memperbaiki penampilan. Tindakan yang diambil pun lebih sedikit dibanding operasi plastik biasa.
Kelebihan tanam benang wajah dibanding operasi plastik adalah tak ada sayatan, bekas luka, lebih murah, pemulihan lebih cepat, dan dianggap lebih aman namun lebih efektif dibanding penggunaan produk antipenuaan biasa. Namun, seperti prosedur lainnya, tindakan ini juga mengandung risiko dan komplikasi. Berikut penjelasannya menurut The Beauty Insiders.
Apa itu tanam benang?
Ini merupakan operasi plastik dengan cara memasukkan benang ke dalam jaringan lunak wajah di bawah kulit untuk menopang atau menarik bagian wajah yang kendur. Menurut beberapa ahli, inilah proses antipenuaan terbaik tanpa bedah. Namun, hasilnya tak sebaik tarik wajah total, hanya penarikan ringan yang dipilih banyak orang karena proses yang lebih cepat dan pemulihan pun lebih singkat.
Hanya saja, hasil dari proses ini pun lebih lekas luntur. Dilaporkan dari 72 tindakan tanam benang oleh pakar dalam dua tahun, 31 persen membutuhkan tindakan ulang setelah rata-rata 8,7 bulan, 11 persen terpaksa mengeluarkan benang, dan 42 persen menjalani prosedur kedua setalah rata-rata 8,4 bulan.
Baca juga: Tanam Benang atau Filler : Ini Bahayanya Kata Tompi
Apa komplikasi, efek samping, dan risikonya?
Bila tidak dilakukan dengan benar oleh pakarnya, tanam benang bisa menyebabkan:
-Goresan dan bengkak pascatindakan.
-Infeksi, biasanya terjadi 1-6 minggu setelah tindakan. Tanda-tanda yang paling sering muncul adalah kulit kemerahan, bengkak di sekitar lokasi penanaman, bisa diikuti dengan demam atau tidak.
-Tidak simetris. Hasil yang baik tentu saja simetris di kedua sisi wajah. Bila tidak simetris mungkin karena benang putus atau posisinya tidak tepat.
-Menimbulkan lipatan akibat benang ditarik terlalu keras.
-Muncul benjolan-benjolan kecil jika benang ditanam terlalu dekat ke permukaan kulit.
-Benang putus, terutama bila tindakan bukan dilakukan oleh ahlinya.
-Gangguan sensor dan mati rasa di sekitar area tanam benang.
-Bekas luka, walaupun prosedur ini seharusnya minim bekas luka, biasanya terjadi pada pasien yang rentan terhadap keloid. Sebelum tanam benang wajah, informasikan kepada pakar bedah mengenai kondisi, pengobatan, dan sejenisnya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.