Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obesitas Belum Tentu Diabetes tapi Tetap Harus Dihindari

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar penyakit dalam subspesialis endokrinologi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan berpraktik di Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, dr. Johanes Purwoto, mengatakan orang yang mengalami obesitas dengan pola makan tak sehat belum pasti terkena diabetes.

"Ada orang yang gemuk, makannya tidak sehat. Tetapi kalau dia diperiksa darahnya sehat. Dia tidak diabetes, jantung," katanya.

Pola makan tak sehat memang tak menjadikan seseorang terkena diabetes tetapi penyakit lain seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi yang berefek pada pembuluh darah dan jantung.

"Obesitas dari pola makan tidak sehat itu memang memudahkan diabetes tapi tidak selalu obesitas pasti jadi diabetes, beberapa tahun kemudian dia akan timbul
penyakit," tutur Johanes.

Mengutip laman Medical News Today, apabila seseorang mengalami obesitas tetapi terkena kurang dari tiga faktor sindrom metabolik, maka bisa disebut sehat secara metabolik. Namun, jika dia tidak menurunkan berat badan, gejala sindrom metabolik lain mungkin mulai muncul.

Sindrom metabolik mencakup ukuran pinggang lebih dari 80 cm untuk perempuan dan 90 cm untuk laki-laki, lemak atau trigliserida kadar dalam darah 150 mg/dl atau lebih, kolesterol baik di bawah 40 mg/dl (pada pria) atau di bawah 50 mg/dl (pada wanita), glukosa darah puasa 100 mg/dl atau lebih dan tekanan darah 130/85 atau lebih.

Baca juga: Tips Pasien Diabetes Tetap Sehat kala Pandemi Covid-19

Para ahli kesehatan berpendapat faktor genetik mungkin menjadi alasan ada orang dengan obesitas tidak mengembangkan sindrom metabolik. Sementara untuk tercetusnya diabetes, menurut Johanes, gen saja tidak cukup melainkan perlu faktor lingkungan, seperti pola makan tidak sehat, lalu tidak aktif secara fisik, misalnya terlalu banyak duduk dan tidur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Interaksi antara gen-gen dengan aktivitas fisik tidak aktif, pola makan tidak sehat menjadi kegemukan, interaksi lagi dengan sistem imun menyebabkan seseorang menjadi diabetes," jelasnya.

Pakar kesehatan dr. Vito A. Damay menyebut diabetes sebagai pembunuh senyap karena penderita baru mengetahui penyakitnya jika sudah memunculkan gejala, bahkan saat diharuskan cuci darah. Agar tak terkena obesitas apalagi diabetes, Kementerian Kesehatan sudah memberi panduan antara lain tidak mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula dan garam, kurang asupan sayur dan buah, memiliki jadwal makan tidak teratur, banyak mengemil dan mengonsumsi makanan mengandung minyak, santan kental, dan gula.

Khusus pola makan, panduan "Isi Piringku" bisa membantu mencegah kelebihan berat badan hingga obesitas. Isi Piringku ini berarti membagi 1/3 dari setengah piring untuk lauk pauk, 1/3 dari setengah piring buah, 2/3 dari setengah piring sayuran, dan 2/3 dari setengah piring makanan pokok.

"Intinya makanan sehat, sederhananya kalau mengemil lebih sehat, hindari tergoda makanan manis, seperti cokelat, permen, roti manis, sirup, apalagi dikompilasi seperti es teler, makan berlebihan," kata Johanes.

Untuk aktivitas fisik, orang-orang bisa mulai bertahap, misalnya 15-30 menit per hari. Di masa pandemi COVID-19 ini sebenarnya orang-orang cenderung lebih banyak waktu melakukan aktivitas fisik dibanding sebelumnya. Pilihannya beragam, mulai dari di dalam rumah, misalnya memanfaatkan treadmill atau sepeda statis, hingga sambil mencontoh gerakan dansa dari YouTube.

Lalu di luar rumah, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda dengan menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni mengenakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Johanes mengingatkan terlalu banyak kalori masuk ke tubuh tanpa olahraga akan menimbun lemak, menyebabkan mudah terkena diabetes dan saat gula naik lalu kalau terpapar virus corona maka kondisinya lebih mudah ke arah berat atau kritis.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Alasan Makanan Manis Membuat Ketagihan

4 hari lalu

Ilustrasi gula putih, gula coklat, dan gula kayu manis. pixabay.com/Ulleo
Ini Alasan Makanan Manis Membuat Ketagihan

Gula dalam makanan manis mengaktifkan reseptor opiat di otak dan mempengaruhi pusat penghargaan,yang mengarah pada perilaku kompulsif.


5 Manfaat Kesehatan Minyak Samin

4 hari lalu

Ilustrasi wanita menuangkan minyak goreng untuk memasak. Freepik.com
5 Manfaat Kesehatan Minyak Samin

Sering dikatakan sebagai pemilik semua vitamin, minyak Samin memiliki banyak sekali manfaat kesehatan mulai dari ujung kaki hingga kepala.


Berpengaruh terhadap Berat Badan, Apa Perbedaan Bulking dan Cutting?

5 hari lalu

Ilustrasi dua orang sedang berolahraga (Sumber: freepik)
Berpengaruh terhadap Berat Badan, Apa Perbedaan Bulking dan Cutting?

Bulking dan cutting merupakan dua metode pembentukan tubuh yang berfokus pola makan dan berat badan


Inilah Jenis Diet yang Cocok untuk Penderita Diabetes

7 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Inilah Jenis Diet yang Cocok untuk Penderita Diabetes

Salah satu kunci utama menghadapi penyakit diabetes adalah melalui pola makan yang sehat dan teratur dengan diet.


Yang Perlu Diperhatikan Penderita Diabetes sebelum Olahraga

7 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah usai berolahraga. Freepik.com/Drazen Zigic
Yang Perlu Diperhatikan Penderita Diabetes sebelum Olahraga

Ada sejumlah persiapan yang perlu dilakukan penderita diabetes sebelum memulai latihan fisik. Berikut penjelasannya.


Fakta Unik Wine dari Belimbing Wuluh, Minuman Sehat yang Punya Khasiat Antidiabetes

8 hari lalu

Daun dan buah belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi) difoto pada Senin, 4 Oktober 2021. Daun belimbing wuluh diteliti tim mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai antibakteri yang dapat menyingkirkan zat berbahaya salmonela sehingga daging ayam lebih sehat dan segar untuk dikonsumsi. Kredit: TEMPO/Abdi Purmono
Fakta Unik Wine dari Belimbing Wuluh, Minuman Sehat yang Punya Khasiat Antidiabetes

Belimbing wuluh bisa diolah menjadi wine. minuman sehat yang punya banyak khasiat


Pantau Perkembangan Anak untuk Deteksi Diabetes

8 hari lalu

Ilustrasi anak mengukur tinggi badan. answcdn.com
Pantau Perkembangan Anak untuk Deteksi Diabetes

Penurunan berat badan anak menjadi salah satu gejala diabetes yang harus diwaspadai. Panatu juga perkembangan lainnya.


Hati-hati Minum Jamu dan Obat Herbal Mengandung Steroid, Ini Efeknya

8 hari lalu

Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz
Hati-hati Minum Jamu dan Obat Herbal Mengandung Steroid, Ini Efeknya

Pakar mengatakan konsumsi jamu dan obat-obatan herbal yang mengandung steroid dapat memicu berbagai jenis penyakit, termasuk diabetes.


Anak Sering Ngompol dan Lapar, Awas Diabetes Tipe 1

8 hari lalu

Ilustrasi anak ngompol. webmd.com
Anak Sering Ngompol dan Lapar, Awas Diabetes Tipe 1

Orang tua diminta mewaspadai diabetes tipe 1 pada anak dengan tanda-tanda sering mengompol dan cepat lapar.


5 Manfaat Kesehatan Biji Labu, Pulaskan Tidur hingga Turunkan Risiko Kanker

10 hari lalu

Pumpkin atau biji labu. Freepik.com/Azerbaijan_stockers
5 Manfaat Kesehatan Biji Labu, Pulaskan Tidur hingga Turunkan Risiko Kanker

Selain bisa diolah menjadi kuaci, biji labu juga bisa dibuat menjadi susu. Ini deretan manfaatnya