Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Program Kampus Merdeka, Nadiem Makarim Mengajak Mahasiswa Mengajar Siswa SD

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar Sekolah Dasar (SD). (Foto: Dok. Kemdikbud)
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar Sekolah Dasar (SD). (Foto: Dok. Kemdikbud)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu program Kampus Merdeka adalah Kampus Mengajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP meluncurkan program Kampus Mengajar Angkatan pertama pada Selasa, 9 Februari 2021.

Program Kampus Mengajar ini memungkinkan mahasiswa mengajar siswa sekolah dasar selama 12 minggu atau tiga bulan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T yang terdampak pandemi Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menekankan agar perguruan tinggi dan dosen mendukung mahasiswanya untuk mengikuti program Kampus Mengajar dan mempermudah konversi satuan kredit semester atau SKS mereka.

"Ini merupakan mahasiswa untuk belajar di luar kampus atau program studinya sesuai kebijakan Kampus Merdeka," kata Nadiem Makarim seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu 10 Februari 2021. Program Kampus Mengajar dalam Kampus Merderka ini setara dengan 12 SKS dalam perkuliahan.

Para mahasiswa akan mengajar selama enam jam sehari selama satu semester. Mahasiswa yang ikut andil dalam program ini juga akan mendapatkan tunjangan berupa uang saku dan bantuan biaya kuliah dari LPDP. Jenjang sekolah dasar menjadi sasaran program Kampus Merdeka - Kampus Mengajar karena menjadi jenjang paling sulit dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam menjelaskan, program Kampus Merdeka - Kampus Mengajar membuka ruang bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan kecakapan daan ilmu pengetahuan mereka. "Program ini membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan keinginan dan semangat mereka," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Utama LPDP, Rionald Silaban menyampaikan, mahasiswa dapat mengasah kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial. "Mahasiswa juga bisa memahami dunia nyata baik terkait dunia kerja maupun keadaan sosial masyarakat," katanya.

Mahasiswa yang ingin mengikuti program Kampus Merdeka - Kampus Mengajar ini dapat mendaftar lewat https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/ mulai Selasa - Minggu, 9 - 21 Februari 2021. Pastikan identitasmu sudah sesuai dengan yang tersimpan di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi atau PDDikti yang mencakup nama, nomor induk mahasiswa, nomor induk kependudukan, serta tempat dan tanggal lahir. Kemudian buat akun di aplikasi Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM).

Mahasiswa yang hendak mengajar harus mengisi formulir pendaftaran program kegiatan 'Kampus Megajar Batch I 2021' pada daftar program Mengajar di Sekolah. Pengumuman mahasiswa yang telah mendaftar dan di mana dapat mengajar dalam program Kampus Merdeka - Kampus Mengajar bisa diperoleh lewat akun Instagram @kampusmengajar.

Baca juga:
Cara Perguruan Tinggi Menyambut Kebijakan Kampus Merdeka

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

4 jam lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

1 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

5 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

6 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

6 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

7 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

7 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.


PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

7 hari lalu

Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII), menyepakati Akhmad Muqowam sebagai Ketua Umum dan Hanif Dhakiri sebagai Sekretaris Jenderal IKA PMII periode 2018-2023. | Istimewa
PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.