Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Atasi Gangguan Psikologis Akibat Kelelahan Fisik dan Mental

Reporter

image-gnews
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Ilustrasi depresi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Burnout merupakan kondisi kelelahan secara fisik dan mental yang karena beban tanggung jawab yang menumpuk dan tak berkesudahan. Burnout sebenarnya bukan gangguan psikologis, namun hanya sebagai suatu keadaan yang dapat memicu gangguan kesehatan jiwa maupun psikis.

Psikolog klinis dan hipnoterapis Liza Marielly Djaprie menyarankan masyarakat mengenali gejala burnout atau kelelahan fisik dan psikis, kemudian bisa mengatasinya agar tidak memicu pada gangguan yang lebih serius. Ia menjelaskan gejala burnout bisa terjadi pada fisik, emosi, bahkan bisa berdampak pada perilaku.

"Gejala fisik misalnya menjadi sakit-sakitan, imunitas menurun. Biasanya yang dikeluhkan antara sakit kepala, sakit perut, atau nyeri tulang," kata Liza.

Selain itu, gejala burnout secara emosi menjadikan orang meledak-ledak dalam mengungkapkan perasaan. Biasanya seseorang mudah marah dan juga bisa menangis secara tiba-tiba.

"Kalau dari sisi perilaku biasanya menarik diri, mengisolasi diri, kehilangan minat, bakat, dan hobinya tidak mau dilakukan lagi," katanya.

Baca juga: Waspada Parental Burnout, Jangan Lupa Tetap Lakukan Me Time

Liza mengatakan penting untuk mengetahui dan menyadari seseorang sedang mengalami burnout. Jika sudah mengetahui diri sendiri atau orang dekat mengalami gejala seperti itu, sangat disarankan untuk menenangkan diri atau meminta bantuan pada orang lain untuk melepaskan beban-beban tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia menyebutkan cara mengatasi burn out bagi setiap orang berbeda, tergantung kepribadian masing-masing.

"Berbeda-beda tipe orang. Ada yang butuh benar-benar sendiri, ada yang butuh ditemani, ada yang senangnya dielus-elus, atau olahraga mungkin," jelas Liza.

Jika burnout yang dialami sudah sangat kronis disarankan berkunjung ke tenaga profesional untuk mendapatkan konseling ataupun terapi.

"Kalau sudah ada gangguan tidur, mau tidak mau harus ada intervensi medis juga. Salah satu yang bisa dilakukan ada yang namanya self hypnosis," kata Liza.

Hipnotis diri pada intinya adalah membuat diri merasa tenang dan rileks untuk melepaskan beban-beban yang dialami dan menyebabkan burnout. Selanjutnya, seseorang melakukan sugesti maupun afirmasi positif pada dirinya untuk mengatasi burnout.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali 3 Tipe Burnout dan Cara untuk Mengatasinya Masing-masing

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Kenali 3 Tipe Burnout dan Cara untuk Mengatasinya Masing-masing

Burnout memiliki jenis yang beragam, dan masing-masing memiliki cara yang berbeda untuk mengatasinya


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

4 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

13 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


30 Maret Hari Bipolar Sedunia, Kenali Tipe dan Gejala Gangguannya

20 hari lalu

24_KOSMO_bipolar
30 Maret Hari Bipolar Sedunia, Kenali Tipe dan Gejala Gangguannya

30 Maret diperingati sebagai Hari Bipolar Sedunia. Kenali tipe dan gejala bipolar.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

24 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

24 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

25 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

25 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

25 hari lalu

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.