Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memahami Terapi Pasien Covid-19 dari Sisi Kejiwaan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi meditasi atau mencari keheningan. shutterstock.com
Ilustrasi meditasi atau mencari keheningan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikiater dari Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr. Era Catur Prasetya, menawarkan terapi kognitif perilaku atau CBT (cognitive behavioral therapy) berbasis spiritual dalam pengobatan pasien COVID-19 yang bisa berperan membantu memulihkan depresi.

"CBT yang dilakukan berorientasi meningkatkan faktor protektif kita. Salah satu cara untuk membantunya pulih dari depresi meningkatkan faktor protektif, salah satunya spiritualnya," ujarnya.

Menurut Era, orang bisa mengalami depresi tidak hanya karena sebuah peristiwa sangat bermakna tetapi juga ada beberapa faktor genetik dan kerentanan psikologis yang berperan. Atas dasar itu, melalui CBT tenaga kesehatan bisa mengubah pemikiran pasien. Harapannya, ketika pemikiran berubah maka perasaan dan perilaku pasien juga ikut berubah, menjadi lebih tenang.

Era menyebut CBT yang dilakukan mirip sekali seperti pemberian obat-obatan untuk menenangkan. Ada 10 sesi dalam tatalaksana terapi. Pertama, membina raport. Pasien melaporkan merasa terbebani dengan motivasi, kata-kata "semangat", "ayo bisa" di saat sedang lelah. Hal yang paling dibutuhkan pasien rasa percaya kondisinya tidak mudah.

Baca juga: Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pasien Covid-19

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, aktivasi perilaku. Tenaga kesehatan bisa menunjukkan perilaku pasien bisa mempengaruhi kognitifnya terhadap masalah. Sesi ketiga hingga keenam yakni mengidentifikasi pikiran yang tidak membantu, lalu menantang pikiran yang tidak bermanfaat, diikuti menghadapi kehilangan, beradaptasi dengan ketahanan spiritual dan emosi negatif.

Sesi ketujuh hingga kesembilan yakni bersyukur dan mengembangkan interaksi sosial dan spiritual, kemudian altruisme dan kemurahan hati, seperti refleksi diri dan perilaku yang baik, serta bahasan terkait stres dan pertumbuhan spiritual. Terakhir, harapan dan pencegahan kekambuhan dengan mengembangkan tujuan, memahami arti cobaan kehidupan dan menemukan makna hidup.

"Kunci dalam CBT adalah journaling atau menulis jurnal menggunakan kertas dan pulpen untuk mengembalikan seseorang pada kesadarannya. Kami berikan pengalaman baru, ingatan baru bahwa cara menghadapi trauma akan berbeda, melupakan trauma," tutur Era mengenai terapi untuk pasien Covid-19.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

15 jam lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

16 jam lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

20 jam lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

1 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

1 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

3 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

5 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

8 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

9 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.